Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat menembus level psikologis 7.000 pada Mei 2023 setelah mengalami penguatan pada sebulan terakhir.
Hingga akhir perdagangan Jumat (28/4/2023), IHSG ditutup melemah 0,43 persen ke 6.915,71. Meski demikian, IHSG telah terapresiasi 155,39 poin atau 2,30 persen dalam sebulan terakhir dan naik 0,94 persen secara year to date (YTD).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilanus Nico Demus mengatakan peluang IHSG untuk tembus ke 7.000 cukup besar. Meski demikian, ada sentimen positif dan negatif yang turut memengaruhinya.
"Sejauh ini kalau ditanya peluang tentu terbuka lebar untuk mencapai 7.000. Ada beberapa sentimen negatif tapi juga ada sentimen positif," ujar Nico kepada Bisnis, Sabtu, (29/4/2023).
Salah satu sentimen negatif yang mempengaruhi IHSG adalah inflasi Amerika Serikat (AS) dan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal I/2023 karena percepatan belanja konsumen diimbangi oleh pengurangan investasi. Selain itu, menurutnya kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang masih menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) turut menjadi sentimen penekan IHSG.
"The Fed yang masih menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps serta pertumbuhan ekonomi Amerika yang melambat namun inflasi tinggi," katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut dia mengatakan, sentimen negatif lainnya datang dari bank regional AS, First Republic Bank yang berada di ambang kebangkrutan karena krisis likuiditas.
Diberitakan sebelumnya, manajemen First Republic Bank tengah menyusun rencana untuk menopang keuangan perusahaan setelah simpanan nasabah anjlok 41 persen menjadi US$104,5 miliar pada kuartal I/2023, meleset dari perkiraan analis rata-rata analis yang disusun Bloomberg sebesar US$137 miliar. Penurunan terjadi bahkan setelah bank memarkir US$30 miliar dari uang mereka sendiri dengan bank yang berbasis di San Francisco.
"First Republic Bank yang sedang krisis likuiditas. Karena akan mempengaruhi ekspektasi dan persepsi pelaku pasar dan investor terhadap ketangguhan ekonomi," katanya.
Sedangkan sentimen positif dalam negeri terhadap IHSG datang dari stabilitas pemulihan ekonomi nasional serta euforia politik pada semester II/2023 jelang pemilu tahun depan yang mendorong optimisme investor dan pelaku pasar.
"Sentimen positifnya yaitu stabilitas pemulihan ekonomi nasional dan bulan [jelang] pemilu semester II/2023. Apalagi, apabila sudah ada cawapres yang dirasa sesuai persepsi dan ekspektasi pelaku pasar dan investor akan mendorong optimis terhadap prospek perekonomian," ucap Nico.
Sedangkan sentimen positif global menurutnya yakni The Fed yang diprediksi akan berhenti menaikkan suku bunga mulai semester kedua tahun ini.
"Peluang The Fed berhenti menaikkan tingkat suku bunga semester kedua. Sehingga kalau ditanya apakah mungkin menyentuh level psikologis 7.000? Jawabannya mungkin," tandasnya.