Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Japfa (JPFA) Hadapi Fluktuasi Harga Komoditas Jagung dan Kedelai

Japfa (JPFA) membeberkan strategi menghadapi fluktuasi harga jagung dan kedelai yang menjadi bahan baku utama pakan ternak.
Japfa (JPFA) membeberkan strategi menghadapi fluktuasi harga jagung dan kedelai yang menjadi bahan baku utama pakan ternak. /KBRI Hanoi
Japfa (JPFA) membeberkan strategi menghadapi fluktuasi harga jagung dan kedelai yang menjadi bahan baku utama pakan ternak. /KBRI Hanoi

Bisnis.com, JAKARTA – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi fluktuasi harga jagung dan kedelai yang menjadi bahan baku utama pakan ternak.

Dalam laporan keuangannya, manajemen Japfa menjelaskan risiko komoditas adalah risiko adanya fluktuasi pada harga bahan baku produksi pakan ternak yaitu jagung dan bungkil kacang kedelai yang merupakan barang komoditas.

Kebijakan manajemen untuk mengurangi risiko ini adalah dengan menggunakan formula yang memungkinkan untuk menggunakan bahan baku pengganti bahan baku komoditas tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan dan mengalihkan kenaikan harga kepada pelanggan.

"Disamping itu, Grup Japfa secara terus menerus mengawasi tingkat persediaan yang optimal dengan cara melakukan kontrak pembelian pada saat harga murah dengan mengacu kepada rencana produksi dan kebutuhan bahan baku," dikutip dari laporan keuangan tersebut.

Dari sisi kinerja keuangan, Japfa menderita kerugian sebesar Rp 249,92 miliar per kuartal I/2023. Kinerja tersebut berbalik dari laba Rp603,73 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, JPFA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp11,76 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Penjualan tersebut turun 3,22 persen dari Rp12,15 triliun secara YoY.

Secara rinci, segmen peternakan komersial mencapai Rp4,46 triliun atau turun 3,69 persen, pakan ternak sebesar Rp3,53 triliun turun 1,68 persen, dan pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen sebesar Rp1,84 triliun turun 0,09 persen.

Selanjutnya, segmen budidaya perairan sebesar Rp1,06 triliun turun 3,42 persen, pembibitan unggas Rp526,27 miliar turun 15,83 persen, serta perdagangan dan lain-lain sebesar Rp550,91 miliar atau naik 1,06 persen.

Adapun penjualan tersebut masih harus dikurangi potongan penjualan sebesar Rp226,09 miliar sehingga terdapat penjualan bersih sebesar Rp11,76 triliun.

Sementara penjualan berdasarkan geografis, JPFA mencatatkan penjualan lokal sebesar Rp11,56 triliun atau turun 3,42 persen, dan penjualan ekspor sebesar Rp200,83 miliar atau naik 9,43 persen.

JPFA mencatatkan adanya peningkatan beban pokok penjualan meski terjadi penurunan pada penjualan bersih. Beban pokok penjualan JPFA naik 4,54 persen dari Rp10,01 triliun menjadi Rp10,47 triliun per kuartal I/2023.

Dari kinerja bottomline JPFA harus menderita rugi sebesar Rp249,92 miliar pada tiga bulan pertama 2023. Nilai itu berbalik dari laba sebesar Rp603,73 miliar secara pada kuartal I/2022.

Adapun hingga akhir Maret 2023, JPFA mencatatkan jumlah aset senilai Rp33,25 triliun. Aset tersebut naik dari Rp32,69 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.

Total liabilitas JPFA mencapai Rp19,69 triliun per 31 Maret 2023, naik dari Rp19,03 triliun per 31 Desember 2022.

Sementara itu, jumlah ekuitas JPFA mencapai Rp13,57 triliun sampai kuartal I/2023. Ekuitas tersebut turun dari Rp13,65 triliun dibandingkan akhir 2022.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan 21,51 persen dari Rp1,13 triliun menjadi Rp1,38 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper