Bisnis.com, JAKARTA – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) menderita kerugian sebesar Rp 249,92 miliar per kuartal I/2023. Kinerja tersebut berbalik dari laba Rp603,73 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, JPFA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp11,76 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Penjualan tersebut turun 3,22 persen dari Rp12,15 triliun secara YoY.
Secara rinci, segmen peternakan komersial mencapai Rp4,46 triliun atau turun 3,69 persen, pakan ternak sebesar Rp3,53 triliun turun 1,68 persen, dan pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen sebesar Rp1,84 triliun turun 0,09 persen.
Selanjutnya, segmen budidaya perairan sebesar Rp1,06 triliun turun 3,42 persen, pembibitan unggas Rp526,27 miliar turun 15,83 persen, serta perdagangan dan lain-lain sebesar Rp550,91 miliar atau naik 1,06 persen.
Adapun penjualan tersebut masih harus dikurangi potongan penjualan sebesar Rp226,09 miliar sehingga terdapat penjualan bersih sebesar Rp11,76 triliun.
Sementara penjualan berdasarkan geografis, JPFA mencatatkan penjualan lokal sebesar Rp11,56 triliun atau turun 3,42 persen, dan penjualan ekspor sebesar Rp200,83 miliar atau naik 9,43 persen.
Baca Juga
JPFA mencatatkan adanya peningkatan beban pokok penjualan meski terjadi penurunan pada penjualan bersih. Beban pokok penjualan JPFA naik 4,54 persen dari Rp10,01 triliun menjadi Rp10,47 triliun per kuartal I/2023.
Dari kinerja bottomline JPFA harus menderita rugi sebesar Rp249,92 miliar pada tiga bulan pertama 2023. Nilai itu berbalik dari laba sebesar Rp603,73 miliar secara pada kuartal I/2022.
Adapun hingga akhir Maret 2023, JPFA mencatatkan jumlah aset senilai Rp33,25 triliun. Aset tersebut naik dari Rp32,69 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.
Total liabilitas JPFA mencapai Rp19,69 triliun per 31 Maret 2023, naik dari Rp19,03 triliun per 31 Desember 2022.
Sementara itu, jumlah ekuitas JPFA mencapai Rp13,57 triliun sampai kuartal I/2023. Ekuitas tersebut turun dari Rp13,65 triliun dibandingkan akhir 2022.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan 21,51 persen dari Rp1,13 triliun menjadi Rp1,38 triliun.