Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Faktor yang Bikin Rupiah Menguat Jelang Idulfitri 2023

Rupiah hari ini terpantau menguat 27,5 poin atau 0,18 persen ke Rp14.954 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah menguat setelah sempat kembali mendekati Rp15.000 per dolar pada perdagangan hari pertama libur menjelang Hari Raya Idulfitri 2023. 

Mengutip data Bloomberg, pada Kamis (20/4/2023), rupiah terpantau menguat 27,5 poin atau 0,18 persen ke Rp14.954 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melmah 0,11 persen ke 101,85. 

Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang di Asia seperti yen Jepang yang menguat 0,09 persen, dolar AS yang menguat 0,07 persen, won Korea Selatan yang menguat 0,19 persen, peso Filipina menguat 0,35 persen, dan rupee India menguat 0,08 persen. 

Turut serta, yuan China menguat 0,04 persen, ringgit Malaysia menguat 0,12 persen, dan baht Thailand menguat 0,11 persen. 

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi mengungkapkan arus masuk ke pasar obligasi Indonesia cukup besar mencapai Rp55,7 triliun sepanjang 2023 berjalan (year-to-date/ytd). Hal ini berkontribusi mendongkrak rupiah menguat ke bawah Rp14.800 dibandingkan dengan titik terendahnya di Rp15.600 per dolar AS pada akhir 2022. 

"Kami meyakini, aliran dana asing yang masuk dapat membantu meningkatkan nilai ekuitas dalam jangka panjang, karena Indonesia dianggap sebagai safe haven di tengah meningkatnya volatilitas makro global, didukung konsumsi rumah tangga domestik," jelasnya dalam riset, dikutip Kamis (20/4/2023). 

Sementara itu, sebelumnya Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal.  

Dari internal sendiri yaitu Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) pada level 5,75 persen. Hal ini menjadi kali ketiga secara berturut-turut bank sentral mempertahankan suku bunga acuan. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5 persen dan lending facility tetap di level 6,5 persen.  

Keputusan tersebut tetap konsisten dengan arah kebijakan moneter preemptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan. Suku bunga acuan yang sebesar 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1 persen di sisa tahun 2023 dan inflasi indeks harga konsumen akan kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal dari sebelumnya.  

"Keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan juga berlandaskan prospek pertumbuhan ekonomi nasional masih positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai level atas pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen,” katanya. 

Sejalan dengan hal tersebut, neraca pembayaran Indonesia diproyeksi juga tetap terjaga untuk mendukung ketahanan eksternal. Neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal pertama tahun ini mencatat surplus ditopang oleh surplus neraca perdagangan serta neraca transaksi modal dan finansial.  

“Selain itu, nilai tukar rupiah juga masih terjaga. Ke depan Bank Indonesia memperkirakan rupiah akan terus berlanjut menguat sejalan dengan surplusnya transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran modal asing masuk,” lanjutnya.  

Dengan demikian, Ibrahim mengatakan pada perdagangan setelah libur lebaran, Rabu (26/4/2023), mata uang rupiah diperkirakan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp14.810 - Rp14.900 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper