Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Jangka Pendek Naik, Blue Bird (BIRD) Mau Tarik Pinjaman Baru

PT Blue Bird Tbk. (BIRD) bersiap menarik pinjaman baru guna menutupi kebutuhan belanja modal hingga pinjaman yang jatuh tempo.
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) bersiap menarik pinjaman baru guna menutupi kebutuhan belanja modal hingga pinjaman yang jatuh tempo.

Head of Investor Relations Blue Bird Azhar Musafi menerangkan tengah dalam pembicaraan akhir dalam rangka penarikan pinjaman tahun ini.

"Pinjaman dari bank, kami masih mencari, tapi kami sudah mau close. Kami lagi finalisasi harusnya kuartal II/2023 tahun ini. Dengan pemberi pinjaman campuran bank himbara dan swasta," jelasnya dalam agenda Buka Bersama, Kamis (13/4/2023).

Berdasarkan laporan keuangan pada tahun penuh 2022, emiten bersandi BIRD ini mencatatkan pertumbuhan liabilitas jangka pendek hingga 60,76 persen dari Rp565,04 miliar menjadi Rp908,38 miliar.

Dia menerangkan meningkatnya liabilitas terjadi pergeseran utang jatuh tempo dari jangka panjang ke jangka pendek. Lebih rinci, utang usaha pihak ketiga BIRD meningkat dari Rp36,86 miliar menjadi Rp150,8 miliar karena pergeseran utang bank jangka panjang.

"Jadi tahun lalu, sekitar tidak sampai Rp200 miliar. Di balance sheet terakhir itu Rp400 miliar loan yang akan jatuh tempo di tahun ini. Sebenarnya geser dari longterm ke shortterm, tapi secara cash management currrent ratio kami masih 1,5 kali. Jadi current asset kami lebih tinggi. Jadi kami lihat itu kami masih sehat," tuturnya.

Secara keseimbangan kas, lanjutnya, masih cukup. Dengan berkisar Rp400 miliar yang jatuh tempo tahun ini, besaran kas BIRD mencapai Rp800 miliar. Berdasarkan catatan lapkeu, posisi kas akhir tahun BIRD mencapai Rp890,97 miliar.

Di sisi lain, belanja modal disiapkan Rp1,5 triliun-- Rp2 triliun. Adapun, pembiayaan belanja modal ini berasal dari pinjaman perbankan berkisar Rp70 persen dan kas internal 30 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper