Bisnis.com, JAKARTA - PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) atau taksi Express mengalami kinerja keuangan yang merosot signifikan sepanjang 2022, dibanding tahun sebelumnya. Bisa dikatakan, tahun 2022 merupakan tahun yang berat bagi taksi Express karena merugi Rp14,89 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis, (13/4/2023), TAXI mencatatkan rugi bersih Rp14,89 miliar pada 2022, dibanding 2021 yang masih mencatatkan laba Rp188,63 miliar.
Kerugian TAXI tersebut disebabkan oleh pendapatan yang anjlok 59,4 persen menjadi Rp2,94 miliar pada 2022, dibanding 7,26 miliar pada 2021. Artinya, kerugian TAXI lebih besar dibandingkan pendapatannya.
Kontribusi pendapatan TAXI terbesar berasal dari sewa kendaraan sebanyak Rp2,78 miliar, diikuti pendapatan suku cadang dan pendapatan lain-lain masing-masing 79,4 miliar.
Meski demikian, perseroan mendapatkan pendapatan yang nihil dari kendaraan taksi, dibanding tahun 2021 yang masih mencetak pendapatan Rp100,47 juta.
Seiring menurunnya pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan juga terpangkas 160,09 persen menjadi Rp8,63 miliar dibanding 2021 yang sebesar Rp22,46 miliar.
Baca Juga
Berdasarkan neraca, total aset TAXI pada 2022 menyusut 19,71 persen menjadi Rp73,09 miliar dibanding 2021 yang sebesar Rp91,04 miliar. Hal itu disebabkan oleh penyusutan armada, bangunan mess, dan pool.
Sementara itu, liabilitas perseroan juga turun menjadi Rp11,66 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp14,97 miliar. Ekuitas juga turun menjadi Rp61,42 miliar dibanding Rp76,06 miliar pada 2021.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, hingga kini belum ada nama pengganti kepemilikan saham TAXI setelah Grup Rajawali milik Peter Sondakh memutuskan hengkang.
Dalam keterbukaan, masih ada nama Asuransi Multi Artha Guna yang menjadi pemegang saham sebesar 5,53 persen. Setelahnya hanya ada kepemilikan publik yang mencapai 94,47 persen dengan total saham keseluruhan 10,22 miliar saham.