Bisnis.com JAKARTA – Emiten penyedia jasa transportasi laut PT Temas Tbk. (TMAS) memutuskan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2022 sebesar Rp754,67 miliar. Keputusan ini atas persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Rabu (12/4/2023).
Pembagian dividen tersebut bernilai total Rp754,67 miliar atau setara Rp132,8 per saham dengan rincian sebesar Rp52,28 per saham telah membagikan dalam dividen interim pada 9 Januari 2023 yang lalu dari laba bersih per 30 September 2022 dan sisanya sebesar Rp80 per lembar sebagai dividen tunai dari laba bersih per 31 Desember 2022 yang akan dikeluarkan pada Mei 2023.
PE ratio untuk dividen tunai saat ini yaitu sebesar 53 persen.
Laba bersih TMAS tercatat sebesar mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp1,36 triliun selama 2022, atau naik signifikan sebesar 95,15 persen secara tahunan dari Rp695,70 miliar pada 2021.
Naiknya laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan jasa sebesar 44,73 persen year on year (yoy) menjadi Rp4,88 triliun selama tahun lalu. Beban jasa juga ikut terkerek 17,94 persen yoy menjadi Rp3,11 triliun, dibandingkan dengan periode 2021 sebesar Rp2,64 triliun.
Alhasil laba bruto yang dikantongi selama 2022 sebesar Rp1,76 triliun. Beban usaha tercatat naik dari Rp181,47 miliar menjadi Rp228,32 miliar pada 2022. TMAS juga mencatatkan laba dari ventura bersama sebesar Rp11,15 miliar setelah tahun lalu pos ini mencatat rugi Rp1,65 miliar.
Baca Juga
Pada RUPST, para investor juga menyetujui laba belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp659,14 miliar.
Direktur Keuangan TMAS Ganny Zheng mengatakan pencapaian kinerja bisnis tahun lalu cukup impresif.
“Laba 2022 murni dari bisnis pokok, tanpa kontribusi dari penjualan aset yang mencapai Rp 587,49 miliar di 2021. Arus kas bersih Rp 642,38 miliar juga jadi angka tertinggi yang pernah dicapai perusahaan,” katanya dalam paparan public, Rabu (12/4/2023).
Ganny meyakini perekonomian dan sektor jasa logistik tahun ini akan semakin bertumbuh, kendati pihaknya perlu waspada dalam tahun politik menjelang Pemilu 2024. Menurut Ganny, permintaan pengangkutan barang dengan peti kemas akan meningkat, terutama jelang Pemilu.