Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Cuma GOTO, Softbank Rajin Jual Aset Cari Dana Segar

SoftBank kerap menjual sebagian saham demi meraih dana segar seperti yang dilakukan terhadap PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — SoftBank kerap menjual sebagian saham demi meraih dana segar dan mempertebal likuiditas. Firma investasi besutan Masayoshi Son itu telah menjalankan strategi ini terhadap PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan sejumlah perusahaan teknologi lainnya dalam beberapa bulan terakhir.

Softbank terlihat mulai menarik tentakel investasi yang menjulur ke banyak startup di kawasan Asia sejak tech winter melanda. Salah satu pemicunya, perusahaan investasi asal Jepang itu menderita kerugian hingga ¥783,4 miliar atau setara Rp82,8 triliun (kurs Rp113 per yen) sepanjang kuartal terakhir 2022.

Bloomberg melansir Vision Fund mencatatkan penurunan nilai portofolio kuartalan untuk keempat kali beruntun. Bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai kerugian tersebut juga sudah mengalami pembengkakan 2.414,14 persen dari posisi ¥29,05 miliar.

Terbenamnya kinerja Softbank tidak lepas dari rungkadnya Vision Fund yang berkontribusi terhadap 93,2 persen dari kerugian total SoftBank pada kuartal terakhir tahun 2022 yang mencapai ¥783,4 miliar atau Rp88,8 triliun.

Vision Fund telah merugi selama empat kuartal berturut-turut dan memiliki kinerja yang jauh di bawah rekan-rekannya. Kinerja kumulatif Vision Fund II dan American Latin Fund terjun dari keuntungan $66 miliar menjadi kerugian $6,6 miliar. Raksasa e-commerce Korea Selatan Coupang Inc. dan GoTo Group Indonesia termasuk di antara perusahaan publik yang melemah pada kuartal terakhir.

 "Kuartal ini mengecewakan dengan kerugian Vision Fund lebih tinggi dari yang diharapkan karena penurunan nilai aset dan penurunan tambahan dari WeWork," tulis Kirk Boodry, analis Redex Research dikutip dari Bloomberg.

Analis Jefferies Atul Goyal menilai SoftBank memang sedang dalam posisi mencairkan portofolio untuk meningkatkan status di mata investor. Sebaliknya aksi tersebut menjadi sentimen negatif bagi investee.

"SBG (SoftBank Group) bersedia memonetisasi aset apa pun dengan harga yang wajar. Ini adalah pertanda baik bagi pemegang saham SBG, meski bukan pertanda baik bagi perusahaan investee," tulis analis Jefferies Atul Goyal dalam sebuah catatan dikutip dari Reuters.

Pada pertengahan Maret tahun lalu, SoftBank melepas 50 juta saham perusahaan e-commerce Korea Selatan Coupang senilai US$1 miliar atau setara Rp15 triliun (kurs Rp14.947). Melansir dari Reuters, Vision Fund menjual 50 juta saham Coupang masing-masing seharga US$20,87.

SoftBank juga menjual saham Coupang senilai US$1,69 miliar atau US$29,69 pada September 2021.

Sementara itu, SoftBank mengempit 103,1 miliar saham GOTO atau setara 8,71 persen pada akhir 2022. Pada akhir Maret kepemilikannya turun menjadi 92,3 miliar atau setara 7,79 persen. Artinya, persentase kepemilikan saham Softbank di GOTO ini turun 0,92 persen dalam satu kuartal. Meski demikian, Softbank tetap menjadi investor utama GOTO dengan kepemilikan di jauh di atas 5 persen.

Adapun rata-rata saham GOTO dalam tiga bulan terakhir berkisar antara Rp91 sampai dengan Rp132. Dengan asumsi tersebut, SoftBank berpotensi meraup dana minimal Rp982,8 miliar atau Rp1,42 triliun di rentang maksimal. Jumlah tersebut lebih kecil daripada hasil penjualan Coupang.

Selain Coupang dan GOTO, SoftBank juga tercatat melego anak emasnya yakni Alibaba. SoftBank Group Corp. diperkirakan akan membukukan keuntungan lebih dari US$34 miliar setara Rp503 triliun dari penjualan saham Alibaba Group Holding Ltd.

SoftBank melepas sebagian dari investasinya untuk menopang keuangan karena pasar global memburuk.Kepemilikan sahamnya di raksasa e-commerce China turun menjadi 14,6 persen dari 23,7 persen pada akhir Juni.

Chief executive officer (CEO) Softbank Masayoshi Son sejak tahun lalu memacu penjualan aset untuk mempercepat transformasi konglomeratnya menjadi rumah investasi murni.

Sementara itu, pakar cenderung menilai pengaruh dari rontoknya kapitalisasi pasar GOTO bukan merupakan pendorong signifikan rapor merah Vision Fund.

Yusuke Hori, Senior Analyst Mizuho misalnya, meyakini jika babak belur Vision Fund lebih disebabkan oleh penurunan valuasi perusahaan-perusahaan non-publik.

“Kerugian SoftBank dari ekuitas yang tidak tercatat lebih berat dari perkiraan,” papar Yusuke dalam dokumen riset yang diterima Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper