Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Tembus US$2.000, Imbas Efek Kejut ala OPEC+

Emas naik setelah OPEC+ memberikan kejutan lain pada prospek keuangan global.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat dan berhasil menembus level psikologis US$2.000 pada akhir perdagangan Senin (3/4/2023), terdorong oleh pelemahan dolar AS setelah data manufaktur AS lebih lemah dari yang diperkirakan. Emas juga terangkat oleh sentimen pemangkasan produksi minyak OPEC+.

Mengutip Antara, Selasa (4/4/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$14,20 atau 0,71 persen menjadi ditutup pada US$2.000,40 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.008,00 dan terendah di US$1.965,90.

Emas berjangka tergelincir US$11,50 atau 0,58 persen menjadi US$1.986,20 pada Jumat (31/3/2023), setelah terangkat US$13,20 atau 0,67 persen menjadi US$1.997,70 pada Kamis (30/3/2023), dan merosot US$5,90 atau 0,30 persen menjadi US$1.984,50 pada Rabu (29/3/2023).

Dolar AS jatuh pada perdagangan Senin (3/4/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,41 persen menjadi 102,0933 pada pukul 15.00 waktu setempat.

Data ekonomi yang dirilis pada Senin (3/4/2023) semakin mendukung emas. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Global AS yang disesuaikan secara musiman membukukan 49,2 pada Maret, naik dari 47,3 pada Februari dan secara umum sejalan dengan perkiraan "flash" yang dirilis sebelumnya sebesar 49,3.

Indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) untuk Maret berada di 46,3, turun dari angka 47,7 pada Februari dan lebih rendah dari 47,5 yang diproyeksikan oleh para ekonom.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pengeluaran konstruksi AS pada Februari 2023 diperkirakan pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar US$1.844,1 miliar, atau 0,1 persen di bawah perkiraan Januari yang direvisi sebesar US$1.845,4 miliar.

Ini adalah momen yang menggembirakan bagi emas setelah dua kuartal berturut-turut naik 9,0 persen karena krisis perbankan AS pada Maret mendorong lebih banyak investor menuju safe haven.

Sementara banyak yang bertaruh bahwa emas akan melonjak di atas US$2.100 di beberapa titik dalam waktu dekat untuk posisi tertinggi sepanjang masa, setelah hari ini kembali ke level US$2.000 lebih cepat dari yang diperkirakan.

"Emas naik setelah OPEC+ memberikan kejutan lain pada prospek keuangan global," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 13,50 sen atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada US$24,021 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot US$6,70 atau 0,67 persen, menjadi menetap pada US$996,40 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper