Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra (CTRA) Catatkan Pertumbuhan Laba Meski Pendapatan Turun, Ini Sebabnya

Ciputra Development (CTRA) mampu mencatatkan pertumbuhan laba 7,37 persen, meski mengalami penurunan pendapatan. Bos CTRA ungkap penyebabnya.
Tengara atau landmark Perumahan CitraRaya Tangerang, salah satu proyek properti besutan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA)
Tengara atau landmark Perumahan CitraRaya Tangerang, salah satu proyek properti besutan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA)

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti,  PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mampu mencatatkan pertumbuhan laba 7,37 persen, meski mengalami penurunan pendapatan sepanjang 2022. Turunnya pendapatan disebabkan karena adanya penjualan yang belum dapat dibukukan dalam laporan keuangan.

Direktur CTRA Harun Hajadi mengatakan turunnya pendapatan disebabkan oleh beberapa penjualan yang belum dibukukan dalam laporan keuangan perseroan. Adapun dalam industri properti ketika pelanggan belum melakukan serah terima, maka penjualan belum dapat dibukukan.

“Jadi kalau belum serah terima atau customer belum sempat menerima, maka tidak bisa dibukukan. Jadi, kalau hanya selisih 600 miliar hanya karena faktor pembukuan,” ujar Harun kepada Bisnis, Selasa (4/4/2023).

Selain itu, pos penjualan untuk segmen perkantoran dan apartemen juga mencatatkan penurunan sepanjang 2022. Dia mengatakan hal ini sudah terjadi sejak 2018 sehingga bukan menjadi faktor utama menurunnya pendapatan.

Di samping itu, naiknya laba disebut karena ada efisiensi dan peningkatan dari segi margin. Hal ini dapat disebabkan oleh campuran produk yang dijual cenderung memiliki margin yang lebih tinggi.

“Improvement dari margin juga dapat disebabkan karena campuran produk yg dijual lbh banyak yg marginnya lebih tinggi.” tuturnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, CTRA membukukan pendapatan sebesar Rp9,12 triliun sepanjang 2022. Pendapatan ini turun 6,19 persen dari Rp9,72 triliun secara year-on-year (YoY).

Rinciannya penjualan dari kaveling, rumah hunian dan toko mencapai Rp6,12 triliun atau naik 8,92 persen, segmen kantor sebesar Rp581,63 miliar atau turun 45,37 persen, serta segmen apartemen sebesar Rp483,9 miliar atau turun 64,13 persen.

Beberapa pendapatan usaha CTRA terdiri dari segmen rumah sakit sebesar Rp580,26 miliar atau turun 13,53 persen, pusat niaga sebesar Rp549,95 miliar atau naik 29,13 persen, segmen hotel sebesar Rp430,21 miliar atau naik 61,92 persen, dan sewa kantor sebesar Rp212,82 miliar atau turun 1,95 persen.

Beban pokok penjualan dan beban langsung CTRA mencapai Rp4,55 triliun hingga akhir 2022. Beban tersebut turun dari Rp4,88 triliun dibandingkan 2021.

Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan, CTRA mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,86 triliun. Laba tersebut naik 7,37 persen dari Rp1,73 triliun.

Adapun hingga akhir 2022, CTRA mencatatkan total aset senilai Rp41,9 triliun. Aset tersebut naik dari Rp40,66 triliun dibandingkan akhir Desember 2021.

Jumlah liabilitas CTRA mencapai Rp20,98 triliun per 31 Desember 2022. Liabilitas tersebut turun dari Rp21,27 triliun per 31 Desember 2021.

Sementara itu, jumlah ekuitas CTRA sebesar Rp20,91 triliun hingga akhir Desember 2022. Jumlah tersebut dari Rp19,39 triliun dari akhir 2021.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 26,25 persen dari Rp7,16 triliun menjadi Rp9,04 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper