Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tergelincir Krisis Perbankan AS, Saham Teknologi Terimbas

Bursa saham Wall Street terkoreksi setelah pernyataan Pemerintah AS tentang bank-bank yang kesulitan dan menjual saham-saham yang terkait dengan teknologi.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Wall Street terkoreksi setelah pernyataan Pemerintah AS tentang bank-bank yang kesulitan dan menjual saham-saham yang terkait dengan teknologi setelah kenaikan kuat baru-baru ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,12 persen menjadi 32.394,25 poin. Indeks S&P 500 tergerus 0,16 persen berakhir di 3.971,27 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 0,45 persen menjadi ditutup di 11.716,08 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan perawatan kesehatan masing-masing turun 1,02 persen dan 0,57 persen, memimpin kerugian. Sektor energi naik 1,45 persen, merupakan kelompok berkinerja terbaik.

Melansir dari Antara, Pejabat The Fed Michael Barr mengatakan kepada panel Senat bahwa Silicon Valley Bank melakukan pekerjaan yang "mengerikan" dalam mengelola risiko sebelum keruntuhannya.

Saham Apple dan Microsoft bersama dengan saham terkait teknologi lainnya berakhir turun dan berada di antara penurunan terbesar di S&P 500.

"Ini sedikit tindak lanjut dari penurunan saham teknologi kemarin. Anda melihat sedikit aksi ambil untung," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles. "Beberapa antusiasme berkurang sedikit."

Indeks teknologi S&P 500 turun 0,5 persen, memperpanjang penurunan minggu ini, tetapi tetap naik tajam untuk kuartal tersebut.

Indeks perbankan regional KBW turun 0,2 persen pada Selasa (28/3/2023). Saham First Citizens BancShares Inc naik sedikit, sehari setelah sahamnya melonjak lebih dari 50 persen setelah mengatakan akan mengakuisisi simpanan dan pinjaman dari Silicon Valley Bank.

Saham bank telah dijual tajam setelah masalah di Silicon Valley dan bank lain.

"Prospek peraturan yang lebih ketat untuk bank dengan simpanan di atas 100 miliar dolar AS meningkatkan tingkat kecemasan bagi mereka yang saat ini dianggap sedang kesulitan," kata James.

Imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi, juga membebani saham-saham yang berfokus pada teknologi. Imbal hasil telah naik dari posisi terendah enam bulan pada Jumat (24/3/2023).

Di awal sesi, sebuah survei menunjukkan kepercayaan konsumen AS secara tak terduga meningkat pada Maret, tetapi juga bahwa orang Amerika menjadi sedikit cemas tentang pasar tenaga kerja.

Mendekati akhir kuartal, investor menantikan hasil bank yang akan datang, yang mungkin memberi mereka rincian lebih lanjut tentang kesehatan sektor ini setelah runtuhnya Silicon Valley dan Signature Bank.

Alibaba Group Holding melonjak 14,3 persen setelah perusahaan mengatakan berencana untuk membagi bisnisnya menjadi enam unit utama yang mencakup e-commerce, media, dan cloud.

Sebanyak 9,66 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata 12,75 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper