Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Lanjut Naik di Tengah Waswas Krisis Perbankan

Minyak WTI hari ini lanjut mencetak keuntungan setelah ditutup hampir 4 persen lebih tinggi minggu lalu.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada perdagangan hari ini lantaran investor bersiap untuk volatilitas lebih lanjut di tengah dampak dari krisis perbankan global.

Mengutip data Bloomberg pada Senin (27/3/2023) pukul 16.45 WIB, harga minyak West Texas Intermediate menguat 0,43 persen ke level US$69,56 per barel, semetara minyak Brent melejit 0,41 persen ke level US$75,30 per barel.

Minyak WTI lanjut mencetak keuntungan setelah ditutup hampir 4 persen lebih tinggi minggu lalu. Adapun gejolak perbankan memicu kekhawatiran resesi, dan otoritas AS sedang mempertimbangkan untuk memperluas fasilitas pinjaman darurat, salah satu dari beberapa opsi yang dipertimbangkan untuk saat ini.

Kendati demikian, harga minyak masih berada di jalur penurunan kuartal pertama tertajam sejak 2020 karena potensi resesi AS, pemogokan Prancis, dan produksi Rusia yang tangguh membebani prospek minyak.

Tren pelemahan minyak pada kuartal I/2023 mungkin belum berakhir, dengan JPMorgan Chase & Co. memperkirakan Brent bisa menembus di bawah US$60 per barel dalam waktu dekat.

“Pasar terus menghadapi hambatan ekonomi makro. Saat ini no news is good news untuk pasar minyak karena akhir pekan mencatat adanya guncangan baru di sektor perbankan," kata Priyanka Sachdeva, analis di broker Phillip Nova Pte Ltd.

Investor akan mengamati komentar dari beberapa pejabat Federal Reserve dan ukuran utama inflasi AS minggu ini. Data tersebut akan menjadi petunjuk tentang jalan ke depan perihal kebijakan moneter  The Fed di tengah siklus pengetatan tertajam dalam satu generasi.

Di Prancis, Exxon Mobil Corp. mengatakan akan mulai menutup kilang Gravenchon – yang mewakili 20 persen dari kapasitas kilang negara – pada Sabtu karena kurangnya pasokan minyak mentah akibat protes yang sedang berlangsung. Keputusan tersebut memukul produsen seperti Nigeria, dengan setengah dari pengiriman minyak April negara itu masih belum terjual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper