Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Lo Kheng Hong Rela Jual Properti Demi Beli Saham PT Timah (TINS)

Lo Kheng Hong rela menjual properti villa miliknya demi membeli saham PT Timah Tbk. (TINS) yang dianggapnya saat itu undervalue.
Layar menampilkan Investor senior Lo Kheng Hong memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Layar menampilkan Investor senior Lo Kheng Hong memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

BIsnis.com, JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong bercerita kala dirinya rela menjual properti villa miliknya demi membeli saham sebuah emiten yang dianggapnya saat itu undervalue, saham itu adalah saham PT Timah Tbk. (TINS). 

LKH menyebut pada 2002, dirinya kehabisan uang tunai saat hendak membeli saham emiten pelat merah tersebut. Menurutnya saat itu TINS memiliki nilai pasar yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai buku ekuitasnya. 

“Bahkan saya jual villa mewah saya untuk beli TINS karena saya tidak punya uang saat itu,” katanya dalam Seminar Saham Spesial, di GBI WTC Serpong, Sabtu (25/3/2023). 

Saat itu, LHK membeli saham TINS pada 2002 di harga Rp290 per saham sebanyak 24 juta saham. Kemudian Warren Buffett Indonesia ini menjualnya dua tahun kemudian di harga Rp2.900 per saham. Maka, LKH meraup keuntungan hingga 900 persen atau sekitar Rp69,60 miliar. 

Lo Kheng Hong juga mengungkapkan dirinya tidak membedakan emiten BUMN maupun emiten swasta selama valuasinya murah dan perusahaanya bagus atau biasa dia sebut membeli mercy harga bajaj. 

“Meski sekarang [saya] lebih banyak swasta, sebetulnya tidak ada bedanya BUMN dan swasta,” katanya. 

Lo Kheng Hong memaparkan pembelian saham tergantung dengan prospek emiten ke depan, dengan membeli saham satu perusahaan karena kinerja masa depan. Contohnya ketika LKH membeli saham emiten yang merugi. 

“Banyak yang bertanya kenapa beli emiten yang merugi, emiten itu justru valuasinya rendah, tapi aset di dalamnya masih banyak, jadi yang dilihat adalah prospeknya,” jelas LKH. 

Setidaknya ada lima karakteristik emiten yang menurut LKH menarik dan akan menjadi wonderful company. memaparkan 5 ciri emiten yang disebut sebagai wonderful company dan layak untuk dikoleksi yaitu, memiliki valuasi murah, memiliki kas yang baik dan nihil utang, mampu menghasilkan laba untuk pelunasan utang, memiliki tata kelola yang baik serta bisnis yang bagus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper