Bisnis.com, JAKARTA – Emiten koleksi Lo Kheng Hong PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) tidak mampu meraup target kinerja yang telah ditetapkan sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp15,12 triliun pada 2022. Adapun perseroan mencatatkan penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, BMTR mencatatkan pendapatan sebesar Rp12,23 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut turun 12,47 persen dari Rp13,97 triliun pada 2021.
Rinciannya, pendapatan iklan dan konten mencapai Rp9,06 triliun atau turun 9,46 persen, TV berbayar dan broadband sebesar Rp2,67 triliun atau turun 20 persen, dan lainnya menurun 20,16 persen.
Beban langsung BMTR menurun sebesar 13,23 persen menjadi Rp6,41 triliun hingga akhir 2022. Jumlah tersebut turun dibandingkan Rp6,58 triliun pada 2021.
Perusahaan Hary Tanoesoedibjo itu mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,17 triliun. Laba tersebut turun 17,98 persen dari Rp1,38 triliun pada 2021.
Adapun hingga akhir Desember 2022, BMTR mencatatkan jumlah aset senilai Rp35,91 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan Rp34,1 triliun pada akhir Desember 2021.
Baca Juga
Jumlah liabilitas BMTR turun menjadi Rp9,26 triliun per 31 Desember 2022. Jumlah itu turun dari Rp10,23 triliun per 31 Desember 2021. Sementara itu, jumlah ekuitas BMTR sebesar Rp26,64 triliun hingga akhir 2022. Meningkat dari Rp23,87 triliun pada akhir 2021. Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan 0,86 persen dari Rp1,36 triliun menjadi Rp1,37 triliun.
Sebelumnya, Head of Investor Relations MNC Media, Fadel Putra mengatakan bahwa manajemen menyadari kondisi pasar berpotensi fluktuatif lantaran adanya faktor domestik hingga internasional. Hal ini juga termasuk pandemi Covid-19, konflik, dan adanya kenaikan suku bunga maupun tingginya inflasi.
"Untuk itu, pemantauan kondisi pasar senantiasa dilakukan oleh perseroan," ujar Fadel kepada Bisnis pada Rabu (28/9/2022). Adapun untuk topline, BMTR menaretkan hingga US$1 miliar atau sekitar Rp15,12 triliun (kurs Rp15.124).
Sebagai informasi, Lo Kheng Hong memegang sebanyak 1,06 miliar (1.062.774.000) saham atau setara 6,50 persen saham BMTR. Sementara investor ritel memegang 7,8 miliar (7.808.920.586) saham atau setara 47,75 persen.
Adapun PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT) merupakan pemegang saham pengendali BMTR. Grup MNC merupakan perusahaan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo. Kepemilikan BHIT di BMTR mencapai 7,48 miliar (7.480.817.500) saham atau setara 45,75 persen.
Price earning ratio (PER) BHIT berada di posisi 3,92 kali. Sementara price to book value (PBV) berada di posisi 0,31 kali.