Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Ramalan Harga Emas Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Harga emas masih di posisi tinggi namun berisiko turun setelah rilis data ekonomi AS dan menjelang keputusan suku bunga The Fed.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global masih berada di zona hijau namun berisiko mengalami pelemahan setelah sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) dirilis lebih baik dari perkiraan. 

Mengutip data Bloomberg, Rabu (22/3/2023) pukul 08.00, harga emas Comex terpantau naik 5,10 poin atau 0,26 persen di US$1.963,40 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot naik 3,44 poin atau 0,18 persen ke US$1.943,51 per troy ons. 

Monex Investindo Futures (MIFX) mencatat rilis data Existing Home Sales AS mencapai 4,58 juta unit, lebih tinggi dari estimasi 4,19 juta unit. 

“Data yang dirilis lebih baik dari perkiraan berpeluang memicu penurunan harga emas,” kata Analis MIFX dalam riset, Rabu (22/3/2023). 

MIFX memperkirakan aksi profit taking investor menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve selanjutnya berpeluang memicu penurunan harga emas.

“Harga emas berpeluang menguji level support US$1.948 selama harga tidak mampu menembus level resistance US$1.975. Namun bila mampu bergerak lebih tinggi dari level resistance tersebut maka harga emas berpotensi dibeli menargetkan level resistance selanjutnya US$1.987.

Sementara itu, Analis ICDX mengatakan harga emas masih bertahan di level tertinggi sejak April tahun lalu karena terpengaruh oleh kinerja indeks dolar yang tertekan menjelang pertemuan kebijakan Fed.

“Ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih rendah membuat kinerja dolar AS berada dalam tekanan dengan krisis perbankan di AS dan Eropa memicu harapan kemungkinan The Fed menghentikan pengetatan kebijakan moneternya dan siap melanjutkan kenaikan suku bunga mendatang,” ungkap analis ICDX. 

Mayoritas pelaku pasar berekspektasi pada kenaikan 25 basis poin suku bunga acuan sementara lainnya bertaruh tidak ada perubahan. 

Bank sentral AS melakukan pertemuan kebijakan yang diagendakan pada 21 - 22 Maret 2023 dengan kemungkinan mempertimbangkan inflasi dan gejolak di pasar keuangan. 

Investor juga masih mencerna dampak dari pengambilalihan Credit Suisse dan tindakan yang diambil oleh beberapa bank sentral untuk mengatasi krisis perbankan. 

“The Fed menawarkan pertukaran mata uang harian ke bank-bank di Kanada, Inggris, Jepang, Swiss, dan zona Eropa untuk memastikan kebutuhan dolar dalam beroperasi. Sejalan, emas menguat karena memanfaatkan pelemahan indeks dolar AS dan terasa lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya sehingga mendukung aksi beli emas,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper