Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Perkebunan PTPN III (Persero) mengumumkan rencana konsolidasi melalui pemisahan dan penggabungan aktiva dan pasiva pada beberapa entitas anak usahanya. Langkah ini dilakukan menyusul rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) subholding Palm Co yang akan dibentuk.
Konsolidasi pertama mencakup pemisahan sebagian bisnis sawit dan karet ke dalam PTPN IV. Hal ini mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva PTPN III terkait bisnis tersebut beralih kepada PTPN IV.
Direksi kedua perusahaan menjelaskan pemisahan dilakukan dalam rangka menjadikan PTPN IV sebagai perusahaan produsen minyak sawit berkelanjutan terbesar di dunia. Pemisahan juga dilakukan untuk turut memastikan penghidupan bagi masyarakat dan menciptakan nilai bagi pemegang saham.
“PTPN IV sebagai perusahaan penerima pemisahan sebagian aktiva dan pasiva dari PTPN III menegaskan akan mengambil alih dan menanggung sebagian aktiva dan pasiva yang dialihkan tersebut sebagai bagian dari pemisahan,” tulis direksi PTPN IV dalam pengumuman yang dipublikasi di Harian Bisnis Indonesia, Senin (20/3/2023).
Selain mengambil alih sebagian aktiva dan pasiva dari PTPN III, PTPN IV juga menerima penggabungan dari beberapa anak usaha PT Perkebunan Nusantara lainnya. Beberapa PTPN yang dilebur ke dalam PTPN IV adalah PTPN V, PTPN VI, dan PTPN VIII.
“Sebagai surviving entity, PTPN IV akan mengambil alih dan menanggung seluruh aktiva dan pasiva dari masing-masing PTPN V, PTPN VI, dan PTPN VIII sebagai bagian dari penggabungan,” tulis manajemen.
Baca Juga
Penggabungan selanjutnya mencakup PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV ke dalam PTPN I yang menjadi surviving entity. Dalam pengumumannya, penggabungan ini dilakukan dalam upaya pengelolaan dan pengembangan aset perkebunan berbasis inovasi yang berkelanjutan.
Penggabungan diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan energi terbarukan melalui produksi biofuel, sehingga berdampak pada pengurangan impor energi dan dekarbonisasi.
Sehubungan dengan penggabungan ini, PTPN IV dan PTPN IV sebagai perusahaan yang Bertahan akan menyesuaikan jumlah saham yang dimiliki oleh negara dan Holding BUMN Perkebunan PTPN III (Persero) sesuai dengan saham yang sebelumnya dimiliki. Nilai definitif atas PTPN yang digabungkan akan ditetapkan kemudian berdasarkan nilai wajar sesuai dengan penilaian oleh penilai independen.
PTPN III (Persero) sebelumnya menargetkan IPO Palm Co dapat terealisasi pada kuartal IV/2023 dengan dana IPO yang dibidik mencapai Rp8 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTPN III Bambang Agustian menjelaskan bahwa proses pembentukan Palm Co masih berlangsung. Palm Co nantinya akan menaungi bisnis perkebunan sawit PTPN.
“Rencana dana yang digalang dalam IPO Palm Co yaitu diproyeksikan sebesar Rp6 triliun sampai Rp8 triliun. Saat ini masih dalam proses pembentukan Palm Co dan IPO Palm Co direncanakan dilakukan di kuartal keempat 2023,” kata Bambang kepada Bisnis, Rabu (15/3/2023).
Dia menjelaskan bahwa dana hasil IPO akan dipakai untuk meningkatkan nilai tambah aset perkebunan PTPN. Berdasarkan laporan tahunan PTPN III, luas perkebunan sawit yang dimiliki mencapai 560.078 hektare (ha) per Desember 2021. Sebanyak 463.848 ha di antaranya merupakan tanaman menghasilkan dan 42.023 ha merupakan tanaman belum menghasilkan.
PTPN III juga bakal menggunakan dana IPO untuk optimalisasi peningkatan margin EBITDA, meningkatkan ekuitas perusahaan melalui pertumbuhan profitabilitas, mendorong investasi, dan mengurangi utang.
“Kami juga akan memakai dana IPO untuk meningkatkan aspek ESG dan ketahanan pangan serta energi,” tambah Bambang.