Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eterindo Wahanatama (ETWA) Jajaki JV dengan Perusahaan China

ETWA serius menjajaki bisnis hijau sejalan dengan terbukanya kesempatan kerja sama strategis dengan perusahaan China Selatan.
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten sawit dan industri biodiesel PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA) terus merestrukturisasi bisnis dengan mengejar ekspansi bisnis hijau yang berkelanjutan. Salah satu upaya perseroan adalah menjajaki usaha patungan dengan perusahaan China.

Sekretaris Perusahaan ETWA Azwar Alinuddin mengatakan hasil pengalaman 30 tahun perseroan berkecimpung di industri kelapa sawit dan biodiesel membuat ETWA sepenuhnya sadar bahwa model bisnis hijau adalah jalan terbaik membuat perubahan untuk mendongkrak kinerja.

Sebelumnya, industri sawit memang dihadapkan pada tantangan bisnis dari bergelut dengan pembukaan lahan baru dan kampanye negatif, kini beralih pada narasi peningkatan produktivitas, efisiensi industri, dan diversifikasi produk hilir.

“Di tengah tekanan internasional terhadap deforestasi dan dampak pengembangan lahan sawit terhadap pemanasan global, sudah saatnya pelaku industri sawit memiliki strategi bisnis hijau yang mengintegrasikan isu lingkungan ke dalam strategi bisnisnya,” kata Azwar, Jumat (17/3/2023).

ETWA, kata Azwar, serius menjajaki bisnis hijau ini sejalan dengan terbukanya kesempatan kerja sama strategis melalui perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan perusahaan di kawasan China Selatan yang fokus pada green biodiesel.

Biodiesel konvensional biasanya menggunakan resin sebagai katalis atau pencampur reaksi kimianya. Di dalam green biodiesel, katalisnya adalah enzim lipase yang berasal dari senyawa tumbuhan.

Di dalam prosesnya, kata Azwar, bahan baku di dapat dari limbah kelapa sawit dan minyak masak terpakai yang akan diubah menjadi biodiesel yang sesuai dengan standar ramah lingkungan di Uni Eropa. Nantinya, produk tersebut akan dikirim ke pasar Uni Eropa.

Menurutnya proses manufaktur ini bukan hal baru bagi ETWA yang telah mengoperasikan kilang biodiesel sejak 2003, dan memiliki pengalaman dalam produksi dan penjualan biodiesel. Melalui kajian studi kelayakan yang matang, ETWA sedang mengkaji dan menganalisis kondisi pasar.

“Hasil awalnya, ada keyakinan akan adanya permintaan jangka panjang untuk biofuel yang bersih dan berkelanjutan, dengan dampak lingkungan yang minimal,” jelasnya.

Saham ETWA terpantau menguat 2,52 persen pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (17/3/2023). Price to earning saham ETWA berada di level -12,59 kali dengan kapitalisasi pasar Rp1,52 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper