Bisnis.com, JAKARTA - Belanja modal atau capital expenditure (capex) emiten tambang PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) melonjak hingga 133 persen untuk tahun 2023, dibanding tahun 2022. Lalu, untuk apa saja belanja modal tersebut akan digunakan?
Direktur Corporate Communications & Investor Relations ITMG Yulius Gozali menuturkan tahun lalu ITMG menganggarkan capex yang cukup rendah, yakni US$36 juta saja. Menurutnya, beberapa capex harus dibawa (carry forward) ke tahun 2023.
"Yang mana tahun ini akan kami bujetkan US$84,3 juta. Setengah dari itu, US$40 juta akan digunakan untuk pengembangan tambang batu bara Indominco, Trubaindo, Bharinto, dan Jorong," kata Yulius, Rabu (15/3/2023).
Pengembangan tambang batu bara tersebut rinciannya, sekitar US$11,7 juta untuk pengembangan Indominco, US$11,9 juta untuk Trubaindo, US$14,7 juta untuk Bharinto, dan US$1,6 juta untuk Jorong.
Lalu, sekitar US$18,7 juta akan digunakan untuk house mining contractor ITMG, PT Tambang Raya Usaha Tama (TRUST). ITMG menyampaikan capex tersebut akan digunakan untuk memperbarui peralatan TRUST dan akan meningkatkan mining-nya menjadi 24 bcm per tahun.
Selanjutnya, sebesar US$18 juta akan digunakan ITMG untuk greenfield project, terutama untuk pengembangan infrastruktur. Kemudian sebesar US$5,9 juta akan dianggarkan ITMG untuk untuk proyek-proyek energi terbarukan, untuk membeli solar panel.
Baca Juga
"Jadi capexnya tidak besar. Akan tetapi kalau sisi investasi, ke akuisisi solar farm, hydro solar farm, tidak masuk ke capex, investasinya terpisah," tuturnya.
Adapun sisa capex US$1,8 juta akan digunakan ITMG untuk mendukung kegiatan lainnya, terutama untuk aspek ESG.
Sepanjang 2023 ini, ITMG menargetkan produksi batu bara sebesar 16,6 juta ton hingga 17 juta ton. Produksi ini sebesar 6,4 juta ton diperoleh dari Indominco Mandiri, 2,7 juta ton dari Trubaindo Coal Mining, 6,8 juta ton dari Bharinto Ekatama, dan 0,5 juta ton dari Jorong Barutama Greston.
Sementara itu, ITMG menargetkan penjualan naik menjadi 21,5 juta ton hingga 22,2 juta ton di 2023. Target penjualan ini meningkat dibanding realisasi penjualan 2022 yang mencapai 18,9 juta ton.