Bisnis.com, JAKARTA - Konglomerasi Harita Group, PT Trimegah Bangun Persada Tbk, resmi memulai penawaran harga saham perdana Rp1220-Rp1.250.
Trimegah Bangun Persada akan melepas 12,09 miliar lembar saham. Dengan jumlah saham ini, maka akan diraup dana Rp14,75 triliun hingga Rp15,11 triliun. IPO terbesar pada tahun ini yang mengalahkan Pertamina Geothermal sebesar Rp9 Triliun. Selain IPO, aksi korporasi ini juga akan melaksanakan ESA sebanyaknya 60,47 juta lembar.
"Program ESA ini dialokasikan dalam bentuk saham jatah pasti," tertulis dalam prospektus hari ini, Rabu (15/3/2023).
Setelah IPO, maka struktur pemegang saham Trimegah Bangun menjadi PT Harita Jayaraya (81,18 persen), PT Citra Duta Jaya Makmur (0,82 persen), Masyarakat (17,91 persen), dan ESA (0,09 persen).
Dana IPO jumbo ini akan digunakan untuk membayar utang kepada grup dan bank, modal kerja, dan digunakan sebagai dana yang akan dipinjamkan ke anak usaha.
Rinciannya, 5,46 persen akan dibayarkan ke Harita Jaya sebagai pembayaran seluruh utang, 6,05 persen untuk membayar utang ke pemilik BCA yakni PT Dwimuria Investama Andalan, sebanyak 15,13 persen pembayaran utang ke Bank OCBC NISP dan pembayaran term loan 1 sebesar 0,89 persen kepada bank yang sama.
Baca Juga
Selanjutnya 2,12 persen akan digunakan untuk belanja modal, 32,27 persen dipinjamkan ke anak usaha, sedangkan 38,08 persen untuk modal kerja.
Jadwal prosesi IPO perusahaan nikel Harita Group ini dirancang pada 12 April 2023. Meski demikian, jadwal resminya akan mengikuti jadwal efektif dari OJK setelah prospektus awal dikeluarkan.
Dalam IPO jumbo ini bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah BNP Paribas, Citigroup Sekuritas, Credit Suisse, Mandiri Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas, OCBC Sekuritas dan UOB Kay Hian.
IPO Tambang Nikel Harita Tidak Diserap Semua
Sementara itu, Presiden Direktur Trimegah Bangun Persada Roy Arman Arfandy menuturkan tidak seluruh IPO akan diserap. Menurutnya, dana yang diincar dari IPO sekitar Rp9,2 triliun.
"Itu sekitar US$650 juta," kata Roy kepada Bisnis.
Menurut dia, dalam prospektus yang menargetkan dana Rp15 triliun merupakan rencana sebanyak-banyaknya. Sedangkan estimasi yang akan dilepas berkisar di 13 persen.
"Penggunaan dananya tetap," katanya menambahkan.
Dari Redaksi
Berita ini mengalami penambahan penjelasan dari Harita pada pukul 9.30 WIB