Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Silicon Valley Bank Kolaps, Berdampak ke Saham Bank dan Teknologi?

Analis menilai pelemahan IHSG dan saham-saham perbankan merupakan aksi sesaat di pasar domestik ketika Silicon Valley Bank (SVB) runtuh.
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) membuat pasar saham ikut terbakar dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 2,14 persen ke level 6.641 pada hari ini, Selasa (14/3/2023). Apakah saham perbankan dan teknologi akan terus terkoreksi?

Research and Consulting Infovesta Utama Nicodemus Anggi mengatakan pengaruh dari jatuhnya SVB ke IHSG hanya panic selling sesaat ke pasar domestik, khususnya saham perbankan domestik.

"Pengaruhnya bukan ke kondisi pasar keuangan dan perbankan di domestik karena industri keuangan kita dinilai lebih kuat dan berpengalaman dalam menghadapi beberapa risiko dari global seperti tahun 2008, 2018, dan musim covid kemarin," ujar Nicodemus kepada Bisnis, Selasa (14/3/2023).

Nicodemus menjelaskan untuk sektor finansial apalagi saham bank big caps dengan fundamental solid, dirinya optimistis saham-saham tersebut masih akan tumbuh positif hingga akhir tahun. Pasalnya, proyeksi suku bunga akan mencapai peak nya di semester I/2023 ini, sehingga di semester II/2023 kondisi diproyeksi akan lebih kondusif. 

Apalagi, kata dia, akan ada musim kampanye yang dimulai sejak kuartal IV/2023 yang dapat meningkatkan perputaran uang di masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga emiten perbankan akan menerima manfaatnya.

Sementara itu, prospek sektor teknologi juga bergantung pada prospek suku bunga. Nicodemus menilai masih ada harapan untuk mendongkrak kinerja sektor teknologi, seiring proyeksi akan meredanya kenaikan suku bunga di tahun ini dibandingkan 2022. 

Dia menjelaskan sektor teknologi menjadi sektor yang terdampak negatif dengan tren kenaikan suku bunga, beban pembayaran utang emiten sektor teknologi akan meningkat drastis, kemudian jika banyak yang berutang dalam dolar Amerika Serikat akan menghadapi risiko kurs. 

"Jadi jika kurs lebih stabil akan bisa menjadi katalis positif juga untuk sektor teknologi," ujar dia. 

Adapun Nicodemus merekomendasikan untuk buy saham top 4 big caps perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI, didukung dengan beberapa katalis di atas. Katalis lainnya terhadap empat saham bank ini adalah aksi korporasi yang akan meningkatkan minat untuk buy saham-saham tersebut seperti stock split dan pembagian deviden.

Sementara itu Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi oleh faktor psikologis dari kebangkrutan SVB yang mendorong salah satu bank besar di Eropa untuk membeli unit bisnis SVB di Eropa. 

"Meski SVB tidak memiliki cabang di Indonesia, adanya skema seperti ini memicu kekhawatiran pasar di Indonesia terhadap sektor perbankan, terutama bank-bank berkapitalisasi besar," ujar Rio.

Menurutnya, katalis yang berpotensi mendorong sektor keuangan dan teknologi tahun ini salah satunya adalah perkiraan kemungkinan The Fed mempertahankan sukubunga acuan dalam FOMC 22 Maret 2023, dari ekspektasi sebelumnya berupa kenaikan 25-50 bps.

Hal ini membuka kemungkinan RDG Bank Indonesia (BI) juga akan mempertahankan suku bunga acuan pada 16 Maret 2023. Selain itu, berpotensi memicu penguatan lanjutan nilai tukar Rupiah dalam jangka pendek.

Adapun untuk sektor keuangan, Phintraco Sekuritas memberikan pertimbangan saham-saham dengan rasio yang baik seperti BBRI, BMRI, dan BBNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper