Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Harga Minyak Dunia Melejit Usai Kejatuhan Silicon Valley Bank

Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) menyebabkan dolar jatuh, sehingga memberikan daya tarik untuk harga komoditas termasuk minyak mentah.
Farid Firdaus
Farid Firdaus - Bisnis.com 13 Maret 2023  |  14:11 WIB
Harga Minyak Dunia Melejit Usai Kejatuhan Silicon Valley Bank
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat - Bloomberg/David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global mendekati US$77 per barel pada awal pekan yang bergejelok akibat kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB).

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (13/3/2023), pada 13.33 WIB harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 0,25 persen atau 0,19 poin ke US$76,87 per barel. Sementara itu, minyak berjangka Brent menguat 0,23 persen atau 0,19 poin ke US$82,97 per barel.

Otoritas berwenang AS mengumumkan strategi untuk memperkuat kepercayaan pada sistem perbankan pada Minggu (12/3/2023) waktu setempat, sementara Goldman Sachs Group Inc. membatalkan seruannya untuk menaikkan suku bunga dari Federal Reserve pada minggu depan akibat gejolak SVB. Kondisi itu menyebabkan dolar jatuh, sehingga memberikan daya tarik untuk harga komoditas.

Dalam beberapa hari terakhir, pedagang telah membayar premi yang semakin besar untuk opsi put bearish karena bangkrutnya SVB mendorong beberapa pelaku pasar melakukan lindung nilai terhadap risiko penurunan harga. Premi put over call bullish naik ke level tertinggi sejak November minggu lalu.

Gejolak perbankan AS telah menambah volatilitas lebih lanjut ke pasar minyak, yang telah digerogoti tahun ini oleh kekhawatiran atas pengetatan kebijakan moneter di AS dan optimisme seputar pemulihan ekonomi China.

Sebagian besar pelaku pasar optimistis pada prospek jangka panjang, dengan perkiraan konsumsi Saudi Aramco berpotensi mencapai rekor 102 juta barel per hari pada akhir 2023.

"Kekhawatiran pengetatan moneter lebih lanjut, ditambah dengan risiko penularan keuangan, menimbulkan kekhawatiran melemahnya permintaan," kata Charu Chanana, ahli strategi pasar untuk Saxo Capital Markets Pte.

Langkah-langkah oleh regulator AS untuk mengatasi dampak dari SVB memberikan kelonggaran bagi pasar.

Adapun Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional dijadwalkan untuk merilis laporan pasar bulanan minggu ini, memberi investor gambaran tentang prospek penawaran dan permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

harga minyak mentah wti harga minyak brent harga minyak mentah

Sumber : Bloomberg

Editor : Farid Firdaus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top