Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) akan menjalankan sejumlah strategi untuk mengerek pendapatan pada 2023, sekaligus mengelola cost control.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini menyampaikan EXCL menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 6—8 persen pada 2023 atau lebih tinggi dari kenaikan industri telekomunikasi, seiring dengan target perusahaan untuk menggenjot layanan konvergensi dan perluasan jaringan.
“Pertumbunan pendapatan ditargetkan naik mid-to high single digit. Minimal sama dengan pertumbuhan industri yang ditaksir 6—8 persen. Kami menargetkan di kisaran tersebut atau lebih baik,” dalam konferensi pers, Rabu (8/3/2023).
EXCL tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp29,2 triliun, naik 9 persen dibandingkan dengan 2021 yang sebesar Rp26,76 triliun. Pertumbuhan pendapatan itu didukung oleh penyediaan produk yang berkelanjutan dan kualitas jaringan yang mumpuni.
Sementara itu, total pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp26,6 triliun, atau 91 persen dari total pendapatan perusahaan. Seluruh pertumbuhan tersebut berdampak positif terhadap EBITDA EXCL yang tumbuh 7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), dengan margin 49 persen menjadi Rp14,2 triliun.
XL Axiata juga membukukan pertumbuhan laba bersih setelah pajak (NPAT) yang meningkat 1 persen, yaitu sebesar Rp1,1 triliun.
Baca Juga
Akan tetapi, laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk EXCL tercatat turun 13,8 persen menjadi Rp1,1 triliun sepanjang 2022, dibandingkan dengan laba bersih pada 2021 yang sebesar Rp1,28 triliun.
Menurut Dian, target pertumbuhan 2023 akan diikuti dengan perluasan dan penguatan infrastruktur jaringan. Ekspansi jaringan 4G akan dilanjutkan ke berbagai daerah, termasuk di luar Jawa, dengan mempertahankan besaran nilai investasi. Hingga akhir 2022, jumlah BTS (2G & 4G) EXCL mencapai 144.768 BTS, dengan jumlah BTS 4G sebanyak 91.632 unit. Tingkat fiberisasi BTS telah mencapai 54 persen.
Peluang di industri telekomunikasi pada 2023 akan datang dari permintaan layanan digital yang akan tetap kuat. Hal ini tecermin pada Compounded Annual Growth Rate (CAGR) untuk konsumsi data pengguna layanan seluler juga diproyeksikan akan mencapai 16 persen per tahun hingga 2026.
Selanjutnya, untuk menghadapi biaya-biaya yang meningkat tahun ini, EXCL akan menerapkan menerapkan cost control yang ketat dan terukur untuk menekan biaya operasional. Selain itu, XL Axiata juga akan mencari area-area untuk melakukan cost savings, seperti meningkatkan adopsi digital, serta penghematan energi.
“Kami akan meningkatkan gearing ratio (debt/EBITDA) dan tidak memiliki utang dalam valuta asing, serta memperkuat posisi free cash flow perusahaan agar arus kas tetap berada di posisi positif,” kata Dian.
Dian sebelumnya mengatakan industri telekomunikasi Indonesia diwarnai dengan persaingan yang cukup ketat pada 2022, terutama pada periode kuartal keempat.
“Konsumsi data oleh pelanggan XL Axiata tetap kuat terutama didorong oleh streaming video, yang kami perkirakan akan terus berlanjut di tahun 2023,” kata dia dalam keterangan resmi.
Blended ARPU (average revenue per user) EXCL di kuartal IV/2022 menjadi Rp39.000 dari Rp36.000 di periode tahun sebelumnya, dengan total pelanggan mencapai 57,5 juta pelanggan.