Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berencana kembali menerbitkan obligasi untuk melunasi utang yang jatuh tempo pada 2023. EXCL setidaknya masih memiliki fasilitas penerbitan obligasi sebesar Rp7 triliun.
Direktur & Chief Finance Officer XL Axiata Budi Pramantika menjelaskan perusahaan memiliki utang sebesar Rp4,46 triliun yang jatuh tempo pada 2023, kemudian Rp1,01 triliun pada 2024, dan Rp6,59 jatuh tempo pada 2025 dan setelahnya.
Dari jumlah tersebut, sekitar Rp2 triliun yang jatuh tempo pada 2023 telah dilunasi dengan dana yang dihimpun dari aksi rights issue pada Desember 2022. Dengan demikian, sisa utang yang akan mencapai maturity pada 2023 masih tersisa Rp2,4 triliun.
“Utang Rp2,4 triliun ini akan jatuh tempo pada kuartal III/2023. Target kami tahun ini hanya refinancing, jadi pelunasan rencananya akan melalui penerbitan bonds,” kata Budi dalam konferensi pers, Rabu (8/3/2023).
EXCL sendiri masih memiliki fasilitas penerbitan obligasi sebesar Rp7 triliun, di mana Rp3 triliun telah dipakai perusahaan lewat penerbitan obligasi dan sukuk pada kuartal III/2022. Meski demikian, Budi mengatakan penerbitan obligasi untuk refinancing tetap akan ditentukan oleh perkembangan suku bunga.
“Kami tunggu sampai kuartal kedua dan lihat situasi. Kalau memang mendukung, kuartal ketiga kami akan keluarkan bond. Nilainya mungkin akan lebih kecil dari Rp2,4 triliun, jadi kami lihat cash flow juga,” lanjutnya.
Baca Juga
EXCL tercatat menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2022 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III XL Axiata Tahap I Tahun 2022 dengan nilai masing-masing sebesar Rp1,5 triliun. Penerbitan itu merupakan bagian dari Program Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi dan Sukuk dengan target masing-masing senilai Rp5 triliun. Program sukuk ijarah itu bahkan menjadi penawaran dengan nilai terbesar yang pernah diterbitkan oleh korporasi.
Obligasi dan sukuk yang ditawarkan EXCL masing-masing terdiri dari 4 seri, yaitu Seri A dengan jangka waktu 3 tahun, Seri B dengan jangka waktu 5 tahun, Seri C dengan jangka waktu 7 tahun, dan seri D dengan jangka waktu 10 tahun. Sementara itu, kupon obligasi atau imbal hasil sukuk yang ditawarkan berkisar antara 6,65 persen sampai dengan 8,95 persen.
Budi mengatakan waktu dan momentum penerbitan menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan penawaran obligasi. Penerbitan obligasi dan sukuk EXCL pada 2022, kata dia, turut didukung oleh kebijakan suku bunga Indonesia yang belum tinggi karena Bank Indonesia masih menahan kenaikan sampai kuartal III/2022.