Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan subsidi kendaraan motor listrik yang baru – baru ini dikeluarkan pemerintah berpotensi menggairahkan industri pendukung seperti perusahaan suku cadang.
Technical Analyst RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan subsidi ini bisa mendorong produsen motor listrik untuk meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri agar turut bisa menikmati subsidi kendaraan listrik. Diketahui, motor listrik yang ingin mendapat subsidi harus memiliki TKDN minimum 40 persen.
“Kami lebih liat potensi dari industri pendukungnya [seperti suku cadang], karena akan mendorong produsen lainnya meningkatkan TKDN-nya,” kata Wafi kepada Bisnis, Selasa (7/3/2023).
Wafi mengatakan saham PT Astra Autoparts Tbk. (AUTO) dan PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) dapat terdorong dengan adanya kebijakann subsidi motor listrik. Dia merekomendasikan AUTO dengan target harga 2.200 dan DRMA dengan target harga Rp940.
Sementara itu, Senior Information Investment Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan akan menjadi sentiment positif bagi emiten yang produknya terpilih mendapatkan subsidi. Hal ini karena akan meningkatkan penjualan motor listrik mereka.
“Ini menjadi sentimen yang cukup positif bagi harga saham Perseroan, khususnya yang bisnis utamanya adalah kendaraan listrik atau EV. Untuk dampaknya kami perkirakan lebih ke jangka pendek. Karena beberapa emiten ini bisnis utamanya bukan di EV, sehingga pengaruh ke kinerjanya tidak akan signifikan,” kata Martha.
Baca Juga
Head of Research Phintraco Valdy menyebut terdapat dua saham yang perlu dicermati yakni PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) dan PT Indika Energy Tbk. (INDY). Diketahui SLIS merupakan produsen motor Selis dan INDY adalah produsen motor ALVA lewat anak usahanya.
Untuk saham SLIS, target terdekat berada di resistance Rp202 sampai Rp210. Kendati demikian, Phintraco menyebut investor perlu mewaspadai potensi profit taking ketikan menguji level ini. Dia mengatakan jika terjadi pullback, terdapat sejumlah level yang perlu diperhatikan dalam melakukan trading buy.
“Potensi pullback ke Rp190. Selama bertahan di Rp190, SLIS menjaga peluang kembali uji resistance Rp210. Stoploss di bawah Rp170 untuk swing trading,” tulis Head of Research Phintraco Valdy K.
Sementara itu, untuk INDY, investor dapat mencermati peluang buy on support apabila tertahan di level Rp2.200. Menurut dia ada potensi rebound terdekat untuk uji resistance Rp2.350-Rp2.380. “Jika penguatan berlanjut, target berikutnya di kisaran Rp2.450,” kata Valdy.