Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menanjak Naik Seiring Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS

Indeks-indeks Wall Street kompak naik pada perdagangan Kamis (2/3/2023) terpicu turunnya yield obligasi AS sebesar 0, 0,4 basis poin ke 4,885 persen.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham di Wall Street melesat tinggi pada akhir perdagangan Kamis (2/3/2023), karena imbal hasil obligasi pemerintah turun dari tertinggi sebelumnya menyusul komentar Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic tentang jalur kenaikan suku bunga yang disukainya untuk bank sentral.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 341,73 poin atau 1,05 persen ke level 33.003,57. Indeks S&P 500 bertambah 29,96 poin atau 0,76 persen, menjadi berakhir di 3.981,35. Indeks Komposit Nasdaq naik 83,5 poin atau 0,73 persen, menjadi ditutup pada 11.462,98.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor utilitas dan teknologi masing-masing terdongkrak 1,82 persen dan 1,26 persen, melampaui sektor lainnya. Sementara itu, sektor keuangan dan konsumer non-primer masing-masing tergelincir 0,53 persen dan 0,32 persen.

Dalam argumen untuk kenaikan seperempat poin, Bostic mengatakan dia menyukai ‘lambat dan stabil’ sebagai tindakan yang tepat untuk The Fed, karena dampak dari suku bunga yang lebih tinggi mungkin baru mulai terasa di musim semi.

"Bostic sedikit lebih hawkish sehingga fakta bahwa dia pada dasarnya mengatakan 25 basis poin menghibur karena dia berada di ujung hawkish dari orang-orang hawkish," kata Rhys Williams, kepala strategi di Spouting Rock Asset Management di Bryn Mawr, Pennsylvania seperti dikutip Antara (3/3/2023).

"The Fed tidak gila, mereka memahami kebijakan moneter berjalan lambat, jadi Anda baru mulai melihat sekarang dampak dari kenaikan suku bunga pertama, apalagi 400 basis poin lainnya yang mereka lakukan" ujarnya.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun sebelumnya menyentuh tertinggi baru empat bulan di 4,091 persen setelah data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran baru turun lagi minggu lalu, menunjukkan kekuatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja.

Sementara laporan terpisah menunjukkan biaya tenaga kerja AS tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal keempat. Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun terakhir naik 6,7 basis poin menjadi 4,064 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 0,4 basis poin di 4,885 persen, setelah sebelumnya menyentuh tertinggi baru 15 tahun di 4,944 persen.

"Peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah bearish untuk saham, tetapi tampaknya beberapa pedagang bersedia menggunakan kemunduran baru-baru ini sebagai peluang untuk meningkatkan posisi beli mereka," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

Di sisi ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (2/3/2023) bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun 2.000 menjadi 190.000 dalam pekan yang berakhir 25 Februari. Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan bahwa klaim baru akan berjumlah 197.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper