Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menyiapkan anggaran belanja modal atau capex hingga senilai Rp1,37 triliun tahun ini. Sementara itu perseroan masih menghitung kebutuhan biaya untuk pembangunan smelter aluminium.
ADMR menyiapkan belanja modal untuk bisnis batu bara metalurgi pada 2023 yang ditargetkan sebesar US$70 juta hingga US$90 juta atau setara dengan Rp1,37 triliun (kurs Rp15.250 per dolar AS).
"Angka ini belum termasuk belanja modal untuk proyek smelter aluminium. Perusahaan memperkirakan pencapaian financial close proyek ini pada semester I/2023 dan porsi ekuitas akan diumumkan kemudian," papar Manajemen ADMR dalam keterangan pers, Kamis (2/3/2023).
Pada 2023, ADMR juga memperkirakan volume penjualan di rentang 3,8 - 4,3 juta ton. ADMR akan meningkatkan volume penjualan didukung oleh permintaan yang kuat dari pelanggan, dan sesuai target jangka menengahnya sebesar 6 juta ton per tahun.
Nisbah kupas 2023 juga ditargetkan sebesar 3,8 kali, karena perusahaan berencana untuk memulai kembali operasi dari PT Lahai Coal, yang memiliki nisbah kupas lebih tinggi dibandingkan dengan PT Maruwai Coal.
"Dalam kurun waktu satu tahun sejak mengumumkan proyek aluminium smelter, kami telah menandatangani Nota Kesepahaman offtake dan memfinalisasi pemilihan mitra-mitra untuk proyek tersebut. Kami akan terus merealisasikan rencana, memanfaatkan momentum harga batu bara yang tinggi dan membawa Grup Adaro menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan," sambung Manajemen ADMR.
Baca Juga
Sepanjang 2022, Adaro Minerals (ADMR) mencatatkan pertumbuhan laba 114 persen menjadi sebesar Rp5,19 triliun, dengan pendapatan yang naik 97,34 persen atau menjadi sebesar Rp14,18 triliun.
Manajemen ADMR menjelaskan ADMR mencatat pendapatan usaha US$908 juta, atau naik 97 persen dari US$460 juta pada 2021. Hal ini berkat kenaikan volume penjualan maupun average selling price (ASP) atau harga rata-rata penjualan secara tahunan atau year on year (YoY).
ADMR juga mencatat kenaikan 42 persen pada ASP di 2022 dari 2021 ,dengan dukungan kenaikan permintaan pascapandemi. ADMR juga mencatatkan volume produksi sepanjang 2022 naik 46 persen, menjadi 3,37 juta ton dari 2,30 juta ton pada 2021.
Volume penjualan 2022 mencapai 3,2 juta ton, atau naik 39 persen dari 2,30 juta ton pada 2021. Pengupasan lapisan penutup pada 2022 mencapai 8,32 Mbcm, atau naik 62 persen dari 5,15 Mbcm di tahun sebelumnya, sehingga nisbah kupas pada 2022 tercatat 2,47 kali, atau naik 10 persen dari 2,24 kali pada 2021.