Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Adaro terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mencatatkan pertumbuhan laba 114 persen pada 2022 di tengah kenaikan pendapatan dari moncernya bisnis batu bara.
ADMR mencatatkan pendapatan US$908,14 juta pada 2022 atau setara Rp14,18 triliun (estimasi kurs Rp15.625 per dolar AS). Pendapatan ADMR naik 97,34 persen dari sebelumnya US$460,17 juta.
Beban pokok pendapatan US$373,22 juta pada 2022, naik dari sebelumnya US$219,72 juta pada 2021. Namun, laba bruto ADMR masih naik menjadi US$534,91 juta dari US$240,45 juta pada tahun sebelumnya.
ADMR membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$332,21 juta atau setara Rp5,19 triliun. Laba bersih ADMR naik 114,17 persen dari US$155,11 juta pada 2021.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR Christian Ariano Rachmat mengatakan kenaikan rata-rata harga jual (ASP) batu bara maupun volume penjualan merupakan pendorong utama peningkatan profitabilitas.
“Kinerja FY22 yang memuaskan tercapai berkat kondisi pasar yang kondusif, yang terlihat pada kuatnya harga pada tahun ini. Kami berhasil menangkap momentum tersebut dengan meningkatkan volume dan mencapai target operasional," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (2/3/2023).
ADMR terus memimpin transformasi Grup Adaro dan mencatat beberapa peristiwa penting selama tahun 2022. Dalam kurun waktu satu tahun sejak mengumumkan proyek aluminium smelter, ADMR telah menandatangani Nota Kesepahaman offtake dan memfinalisasi pemilihan mitra-mitra untuk proyek tersebut.
"Kami akan terus merealisasikan rencana, memanfaatkan momentum harga batu bara yang tinggi dan membawa Grup Adaro menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan," imbuhnya.
Volume produksi batu bara ADMR pada 2022 naik 46 persen menjadi 3,37 juta ton dari 2,30 juta ton pada 2021. Volume penjualan mencapai 3,2 juta ton pada 2022, naik 39 persen dari 2,30 juta ton.
Pengupasan lapisan penutup pada 2022 mencapai 8,32 juta bank meter kubik (Mbcm), atau naik 62 persen dari 5,15 Mbcm di tahun sebelumnya, sehingga nisbah kupas pada pada 2022 tercatat 2,47 kali, naik 10 persen dari 2,24 kali pada 2021.
ADMR juga telah merampungkan rancang bangun rinci (DED) untuk ekspansi pelabuhan Muara Tuhup maupun seleksi vendor untuk meningkatkan jalan angkut dan fasilitas penyimpanan bahan bakar. Proyek-proyek ini akan menunjang pencapaian target produksi jangka menengah 6 juta ton per tahun.