Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah menentukan target atau kuota untuk dua seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau suku ritel seri SR018 T3 dan seri SR018 T5. Kedua sukuk ritel itu akan dilepas ke pasar pada Jumat (3/3/2023) mendatang.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan pemerintah akan memasang target Rp15 triliun untuk kedua seri sukuk ritel tersebut. Dwi mengaku optimistis animo masyarakat pada SR018 akan tetap tinggi.
“Target penjualan SR018 oleh para Mitra Distribusi sekitar Rp 15 triliun. Pemerintah cukup optimis animo masyarakat terhadap SR018 masih tinggi,” kata Dwi kepada Bisnis, Rabu (1/3/2023).
Dwi mengatakan salah satu fitur yang menarik dari seri sukuk ritel ini adalah dapat diperdagangkan (tradable) di pasar sekunder. Menurut dia hal tersebut merupakan karakteristik cukup penting bagi investor ritel yang fokus terhadap isu likuiditas.
“Selain itu, terdapat seri SR012 yang akan jatuh tempo pada 10 Maret 2023 berpotensi untuk diinvestasikan kembali ke SR018,” kata Dwi.
Pemerintah akan segera menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) ritel atau sukuk ritel seri SR018 pada 3 Maret 2023 mendatang. Adapun besaran kupon untuk seri ini sebesar 6,25 persen.
Baca Juga
Rencananya, akan ada dua seri yang akan dilepas ke pasar yakni SR018 T3 dengan tenor 3 tahun dan SR018 T5 dengan tenor 5 tahun.
Berdasarkan informasi di laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) SR018 T3 memiliki tenor 3 tahun dan kupon 6,25 persen fixed per tahun.
Seri ini akan jatuh tempo pada 10 Maret 2026 dan dijual dengan harga per unit sebesar Rp1 juta. Nilai pemesanan minimum untuk SR018 T3 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya Rp5 miliar.
Sementara itu, untuk seri SR018 T5 akan memiliki tenor selama 5 tahun dan tingkat kupon sebesar 6,40 persen fixed per tahun. Seri ini akan jatuh tempo pada 10 Maret 2028. Nilai pemesanan minimum untuk SR018 T5 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya Rp10 miliar.