Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Rp1,38 Triliun, Matahari (LPPF) Tebar Sinyal Dividen Maksimal

PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) menyebutkan akan mengusulan dividen sebesar
Gerai baru PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF)/Dok.Perusahaan
Gerai baru PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF)/Dok.Perusahaan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) mengalami peningkatan laba 45,83 persen menjadi Rp1,38 triliun pada semester II/2022. LPPF memberi sinyal penebaran dividen usai mencetak pertumbuhan laba.

CEO Matahari Terry O’Connor mengatakan perseroan akan memaksimalkan nilai pemegang saham dengan adanya penebaran dividen sebesar Rp525 per saham untuk tahun buku 2022. Dividen sendiri baru akan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham yang direncanakan akhir Maret 2023 mendatang. 

Selain itu, LPPF juga berencana memperpanjang program pembelian kembali saham atau buy back yang berjalan hingga Desember 2023. Adapun LPPF telah menggunakan dana sebesar Rp1,1 triliun untuk melakukan buyback 252,8 juta saham pada 2022.

“Batas bawah profitabilitas pra-pandemi telah tercapai dan kami telah bergerak ke fase pertumbuhan baru ke depannya. Dengan menjalankan strategi kami secara ketat, kami mengharapkan kinerja EBITDA sebesar Rp 2,3 Triliun atau lebih baik pada 2023,” ujar Terry dalam keterangan resmi, Jumat (24/2/2023).

LPPF telah membuka 10 gerai baru sepanjang 2022 dan telah menentukan 7 lokasi baru untuk pembukaan gerai sebelum lebaran 2023. Pembukaan gerai tersebut akan dilakukan antara Maret hingga awal April 2023.

Dua gerai yang telah dibuka tersebut terletak di REVO Town Mall Bekasi dan Pollux Mall Chadstone, Cikarang, Jawa Barat. Kemudian lima gerai berikutnya akan dibuka di The Park Semarang, Uptown Mall Semarang, Sleman Mall Jogjakarta, Discovery Mall Kuta dan Plaza  Balikpapan.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, LPPF membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,45 triliun. Angka ini naik 15,54 persen dari Rp3,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan LPPF terdiri dari penjualan eceran, penjualan konsinyasi, dan pendapatan jasa.

Secara rinci, penjualan eceran meningkat 8,83 persen menjadi Rp3,7 triliun, penjualan konsinyasi naik 26 persen menjadi Rp2,73 triliun, dan pendapatan jasa naik 30,77 persen menjadi Rp14,8 miliar.

Selanjutnya, LPPF mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan dari Rp2 triliun menjadi Rp2,05 triliun. Adapun laba kotor meningkat 22,95 persen menjadi Rp4,4 triliun.

Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan. LPPF mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,38 triliun pada semester II/2022. Angka ini naik 45,83 persen dari Rp912,85 miliar.

Jumlah aset LPPF menurun 1,72 persen dari Rp5,85 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp5,75 triliun pada 31 Desember 2022. Di sisi lain, jumlah liabilitas naik 6,7 persen dari Rp4,84 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp5,17 triliun pada 31 Desember 2022.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir dan bank pada akhir tahun menurun 46 persen dari Rp661,39 miliar menjadi Rp354,28 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper