Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi terafiliasi Pandu Sjahrir, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) menyampaikan akan menganggarkan investasi senilai US$500 juta atau setara Rp7,6 triliun untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) hingga 2025. TOBA menyampaikan akan aktif mencari pendanaan di pasar modal.
Direktur TBS Energi Utama Alvin Firman Sunanda mengatakan untuk menopang ekspansi TOBA ke depan, dibutuhkan setidaknya US$500 juta atau setara Rp7,6 triliun (kurs Jisdor Rp15.218 per dolar AS). Menurutnya, dana senilai US$500 juta ini akan digunakan untuk pengembangan working capital, EV, dan EBT TOBA.
"Kami melihat untuk menopang ekspansi ke depan, kami butuh sekitar US$500 juta," kata Alvin dalam KBSA Mirae Asset Sekuritas, Kamis (23/2/2023).
Menurutnya, dana senilai US$500 juta ini akan didapatkan dari arus kas internal, pinjaman bank, dan dari pasar modal.
Co-Head of Investor Relations and Head of Corporate Finance TOBA Mirza Rinaldy Hippy menjelaskan pendanaan senilai US$500 juta tersebut akan dibagi yakni sebesar US$150 juta untuk sektor EBT, dan US$350 juta untuk EV.
Menurut Mirza dana senilai US$350 juta tersebut akan digunakan untuk kegiatan manufaktur dan perakitan motor listrik. Akan tetapi, sebagian besar akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur penukaran baterai, termasuk baterai motor listrik.
Baca Juga
"Dan tentu untuk working capital juga. Itu kombinasi dari tiga aspek itu, total sekitar US$500 juta. Sumber dari kas internal, perbankan, dan ada opsi juga di pasar modal dari obligasi, serta rights issue," ujar dia.
Dia melanjutkan, TOBA juga tidak menutup kemungkinan akan mengundang investor strategis untuk mendanai ekspansi di EBT dan EV ini.
Adapun Mirza menuturkan TOBA akan melakukan pengembangan motor listrik secara bertahap, dengan produksi awal 5.000 unit motor listrik di 2023. Ke depan, Mirza berharap TOBA mampu menjual sekitar 500.000 unit motor listrik pada 2025.
"Apakah ini bisa dicapai? Tentu kami merasa ini sangat bisa dicapai karena ada 120 juta motor saat ini, dengan pasar yang bisa dibidik senilai US$9 miliar," ucapnya.