Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Bocoran Produksi Batu Bara TBS Energi (TOBA) hingga 2026

Emiten energi TBS Energi Utama (TOBA) perlahan akan mengurangi produksi batu baranya hingga 2026.
Emiten energi TBS Energi Utama (TOBA) perlahan akan mengurangi produksi batu baranya hingga 2026. /tobabara.com
Emiten energi TBS Energi Utama (TOBA) perlahan akan mengurangi produksi batu baranya hingga 2026. /tobabara.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) menyampaikan akan mengurangi produksi batu bara secara perlahan hingga 2026. Pengurangan ini dilakukan untuk mendukung diversifikasi TOBA menuju energi baru terbarukan (EBT).

Co-Head of Investor Relations and Head of Corporate Finance TOBA Mirza Rinaldy Hippy mengatakan TOBA secara perlahan akan melakukan penyesuaian terhadap produksi batu bara setiap tahunnya. Menurutnya pada 2023-2024, TOBA masih akan mempertahankan volume produksi batu bara sebanyak 3 juta ton hingga 3,5 juta ton per tahun. 

"Kemudian pada 2025-2026 turun sedikit, ada penyesuaian disesuaikan dengan kondisi masa hidup tambang kami. Mungkin 2-2,5 juta ton per tahun," kata Mirza dalam KBSA Mirae Asset Sekuritas, Kamis (23/2/2023). 

Dengan kondisi harga batu bara yang mengalami moderasi di awal tahun ini, Mirza menuturkan TOBA telah memiliki antisipasi. TOBA telah mengantisipasi siklus harga batu bara yang naik turun dengan sangat cepat. 

Dia menjelaskan TOBA memiliki basis pelanggan yang kuat dan telah mencatatkan penjualan batu bara di tahun ini yang sifatnya fixed price, tidak tergantung naik turunnya harga. 

Mirza menuturkan salah satu anak usaha TOBA telah mengamankan sekitar 80 persen penjualannya pada fixed price. Menurutnya TOBA sangat beruntung tim marketingnya dapat mengunci harga, di saat harga tinggi dan di saat harga turun, hal ini membuat pendapatan TOBA cukup aman. 

"Kami sangat beruntung dengan kondisi batu bara tahun lalu. Rata-rata harga penjualan kami cukup meningkat 83 persen yoy, artinya memang kami diuntungkan kondisi itu," tutur Mirza.

Sementara itu Direktur TOBA Alvin Firman Sunanda mengatakan saat ini komposisi pendapatan dari batu bara sangat besar dibandingkan dari non-batu bara. Dengan cadangan batu bara TOBA yang akan habis di 2027, TOBA telah memulai bisnis non-batu bara melalui penyelesaian dua PLTU di Gorontalo dan Minahasa Utara yang masing-masing berkapasitas 100 MW. 

"Ini sudah full operation. Jadi kami sudah ada income dari non-batu bara," tutur Alvin.

Menurut prediksi perusahaan, pada 2026 lebih dari 50 persen pendapatan TOBA akan datang dari non-batu bara. 

Adapun Mirza melanjutkan TOBA memiliki beberapa proyek EBT yang secara perlahan dapat menggantikan kontribusi pendapatan dari batu bara seperti mini hydro yang sudah COD pada 2024, proyek pembangkit listrik tenaga angin di NTT sebesar 20 Mega Watt (MW) di tahun berikutnya, serta proyek pembangkit listrik tenaga surya di Batam sebesar 40 MW. 

Selain itu, pihaknya berharap kendaraan listrik TOBA bersama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), sudah bisa memulai penjualan pada 2024. 

"Jadi ini akan menggantikan shortage batu bara kami akan digantikan dengan aliran pendapatan baru yang berasal dari EV dan EBT. Kami butuh proses, dan kami tak memaksakan proses ini," ujar Mirza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper