Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka merosot tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat ketika para pedagang menunggu kebijakan moneter dari pertemuan Februari The Fed.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, tergelincir 0,42 persen menjadi US$1.842,50 dolar AS per ounce. Sementara itu dolar AS menguat pada Selasa (21/2), karena pelaku pasar menyaring data ekonomi terbaru dengan indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnhya, naik 0,31 persen menjadi 104,1723.
Mengutip dari Antara, para pedagang juga menunggu rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu waktu setempat, yang menurut para analis pasar, mungkin secara tak terduga hawkish, sehingga memberi petunjuk ke arah yang ingin diambil The Fed dengan melanjutkan kenaikan suku bunga.
Pasar juga menunggu banyak pembicara Fed minggu ini, karena inflasi AS yang terlalu panas dan kekuatan di pasar tenaga kerja membuat kebijakan bank sentral menjadi fokus.
Pembacaan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan dengan cepat menghentikan reli harga emas baru-baru ini, karena pasar secara drastis menilai kembali ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga tahun ini.
Indeks Aktivitas Bisnis Jasa-jasa AS dari Global S&P membukukan 50,5 pada Februari, naik dari 46,8 pada Januari. Sementara Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS dari S&P Global tercatat 47,8 pada Februari, naik dari 46,9 pada awal tahun.
Baca Juga
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 17,50 sen atau 0,81 persen, menjadi menetap pada 21,89 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 27,20 dolar AS atau 2,95 persen, menjadi ditutup pada 948,60 dolar AS per ounce.