Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Sengketa Meikarta, Saham Lippo Cikarang (LPCK) Ambrol

Harga saham PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mengalami penurunan 2,02 persen ke level Rp970 akibat sentimen negatif terkait sengketa Meikarta.
Jajaran gedung apartemen di proyek pembangunan Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Abdurachman
Jajaran gedung apartemen di proyek pembangunan Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga saham PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mengalami penurunan 2,02 persen ke level Rp970 akibat sentimen negatif terkait sengketa Meikarta pada perdagangan pagi ini, Senin (20/2/2023).

Penurunan harga saham unit usaha Lippo itu telah terjadi dalam kurun waktu setahun terakhir sebesar 23,62 persen. Akan tetapi, tren penurunan harga saham Lippo Cikarang telah terjadi sejak 5 tahun terakhir. Kala itu, saham perusahaan Keluarga Riady itu bahkan mencapai level tertingginya Rp2.163.

Saham properti itu mulai terseok-seok ketika sengketa Meikarta mulai mencuat ke publik. Berdasarkan catatan data BisnisIndonesia.id, pada Mei 2018, PT MSU yang merupakan anak usaha LPCK pun digugat dua vendor iklannya, PT Relys Trans Logistic dan PT Imperia Cipta kreasi terkait permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau pailit. Upaya PKPU yang diajukan terkait dengan pembayaran iklan Meikarta yang mandek. Pihak MSU mengelak gugatan tersebut karena kedua vendor tak melampirkan bukti pendukung. 

Setelahnya para kontraktor proyek PT Total Bangun Persada Tbk meminta pada subkontraktor menghentikan sementara pekerjaan proyek. Adapun terdapat 15 subkontraktor yang menggarap proyek ini antara lain PT Rajawali Karya Gemilang, CV Indah Jaya, CV Agung Putra, CV PutraMbarep, CV Surya Jaya Gemilang, PT Bumi Graha Perkasa, PT Satria Gesit Perkasa, PT Karya Logam, PT Jaya Abadi Alumindo Abadi, PT Lancar Jaya, PT Bumiraya Inti Pualam, PT COZI Cipta Kreasi, PT Cipta Graha, PT Multi Prima Wood, PT Gophas Grafis Utama. 

Pada bulan Mei 2018 juga, Meikarta disebut sudah tidak masuk ke dalam portofolio pengembangan properti Grup Lippo. LPCK disebut melepaskan posisinya sebagai pemegang saham pengendali PT MSU. Adapun, kala itu kepemilikan LPCK pada MSU tersisa 49,72 persen.  Terakhir, Lippo Group juga kena kasus suap perizinan Meikarta yang menyangkut nama pejabat hingga petinggi perusahaan. Komisi Pemberantasan Korupsi langsung melakukan operasi tangkap tangan (OTT).

Berselang 5 tahun kemudian, Meikarta digugat oleh para konsumen akibat proyek yang tidak kunjung diserahterimakan. PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) menyatakan pemenuhan tanggung jawab proyek Meikarta milik PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).

“Dapat kami sampaikan bahwa pemenuhan hak-hak konsumen apartemen Meikarta dan pemenuhan target serah terima merupakan sepenuhnya tanggung jawab PT Mahkota Sentosa Utama,” ujar Sekretaris Perusahaan LPCK Veronika Sitepu dalam keterbukaan informasi, Sabtu (18/2/2023).

Sekretaris Perusahaan LPCK Veronika Sitepu mengatakan telah menyampaikan kepada MSU mengenai skema opsi titip jual serta syarat dan ketentuannya. LPCK akan memberikan pengumuman usai mendapatkan tanggapan dari manajemen MSU.

Lebih lanjut, Veronika mengatakan LPCK selaku pemegang saham MSU mendukung agar komitmen dan target serah terima unit konsumen Meikarta sesuai dengan putusan homologasi dengan memperhatikan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hal ini lantaran apartemen Meikarta berada dalam kawasan Lippo Cikarang sehingga meningkatnya tingkat hunian akan berdampak positif bagi kegiatan komersial secara keseluruhan. Adapun, dia menyebut tidak ada informasi atau kejadian yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan harga saham LPCK.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan adanya kisruh Meikarta lebih berdampak terhadap image LPCK yang akan terlihat pada penjualan atau pendapatan. Sejauh ini dampak Meikarta masih sulit diukur karena penurunan nilai penjualan di tengah pandemi.

Selain itu, kisruh ini akan berdampak negatif terhadap saham LPCK meski secara harga tidak murah. Meski demikian, saham LPCK tidak terlihat menarik bagi pasar dan Meikarta menjadi salah satu faktornya.

“Saham LPCK secara sentimen Meikarta, sektoral dan juga likuiditas masih belum menarik,” ujar Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper