Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lippo Cikarang Lepas Tangan, Serahkan Urusan Meikarta ke Anak Usaha

PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) menyatakan pemenuhan tanggung jawab proyek Meikarta milik PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).
Jajaran gedung apartemen di proyek pembangunan Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Abdurachman
Jajaran gedung apartemen di proyek pembangunan Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) menyatakan pemenuhan tanggung jawab proyek Meikarta milik PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).

“Dapat kami sampaikan bahwa pemenuhan hak-hak konsumen apartemen Meikarta dan pemenuhan target serah terima merupakan sepenuhnya tanggung jawab PT Mahkota Sentosa Utama,” ujar Sekretaris Perusahaan LPCK Veronika Sitepu dalam keterbukaan informasi, Sabtu (18/2/2023).

Jika menilik laporan Mei 2018, Meikarta disebut sudah tidak masuk ke dalam portofolio pengembangan properti Grup Lippo. LPCK disebut melepaskan Rp2,02 triliun saham sebagai pemegang saham pengendali MSU.

Pada Laporan keuangan per 30 September 2022 menunjukkan LPCK menyebut sebelum hilangnya pengendalian atas MSU perseroan mencatat selisih nilai investasi pada MSU sebesar Rp4,04 triliun sebagai sebagai komponen ekuitas lainnya atas pelepasan bagian kepemilikan investasi pada MSU.

Setelah aksi divestasi tersebut kepemilikan LPCK pada MSU mencapai Rp2,01 triliun. Meski demikian kepemilikan LPCK pada MSU masih tersisa 49,72 persen.

Sekretaris Perusahaan LPCK Veronika Sitepu mengatakan telah menyampaikan kepada MSU mengenai skema opsi titip jual serta syarat dan ketentuannya. LPCK akan memberikan pengumuman usai mendapatkan tanggapan dari manajemen MSU.

Lebih lanjut, Veronika mengatakan LPCK selaku pemegang saham MSU mendukung agar komitmen dan target serah terima unit konsumen Meikarta sesuai dengan putusan homologasi dengan memperhatikan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hal ini lantaran apartemen Meikarta berada dalam kawasan Lippo Cikarang sehingga meningkatnya tingkat hunian akan berdampak positif bagi kegiatan komersial secara keseluruhan. Adapun, dia menyebut tidak ada informasi atau kejadian yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan harga saham LPCK.

Saham LPCK terkoreksi 1,49 persen atau 15 poin ke level Rp990 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (17/2/2023). Saham LPCK bergerak pada rentang Rp970 hingga Rp1.000.

Sebanyak 114.200 saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp110,84 juta. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp2,65 triliun.

Price earning ratio (PER) LPCK berada di posisi 7,27 kali, sedangkan price to book value (PBV) berada di posisi 0,40 kali. Kemudian debt equity ratio (DER) mencapai 34,78 persen.

Sebelumnya, Presiden Direktur LPCK Ketut Budi Wijaya mengatakan MSU menggugurkan rencana pembangunan apartemen Meikarta di Distrik 3. Meikarta hanya akan memiliki Distrik 1 dan Distrik 2 sampai 2027.

Setelah dikonfirmasi kembali, Meikarta akan memiliki 28 tower di Distrik 1 dan 9 tower di Distrik 2 hingga tahun 2027 mendatang. Adapun, bagi konsumen yang telah membeli unit di Distrik 3, pihaknya menawarkan relokasi di Distrik 2 Meikarta. 

"Kalau mereka setuju, mereka relokasi ke Distrik 2 karena Distrik 2 jauh lebih bagus dan besar. Distrik 2 dekat dengan Lippo Cikarang yang sudah berkembang," jelasnya. 

Jika konsumen tidak relokasi, manajemen Meikarta menawarkan skema secondary market atau titip jual kepada PT MSU. Nantinya, hasil penjualan di pasar sekunder itu akan diserahkan kepada konsumen sesuai dengan kesepakatan.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan adanya kisruh Meikarta lebih berdampak terhadap image LPCK yang akan terlihat pada penjualan atau pendapatan. Sejauh ini dampak Meikarta masih sulit diukur karena penurunan nilai penjualan di tengah pandemi.

Selain itu, kisruh ini akan berdampak negatif terhadap saham LPCK meski secara harga tidak murah. Meski demikian, saham LPCK tidak terlihat menarik bagi pasar dan Meikarta menjadi salah satu faktornya.

“Saham LPCK secara sentimen Meikarta, sektoral dan juga likuiditas masih belum menarik,” ujar Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper