Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 yang terpantau surplus US$3,9 miliar. Disisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I hari ini, Rabu (15/2/2023) terpantau ditutup memerah.
IHSG terpantau melemah 0,85 persen ke posisi 6.882,67 pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (15/2/2023). Sebelumnya IHSG dibuka di angka 6.941,85 dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp9.522,18 triliun.
IHSG ditopang 191 saham yang menguat, 299 saham melemah, dan 203 saham stagnan.
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan koreksi IHSG tersebut disebabkan oleh adanya sentimen data inflasi AS yang cukup tinggi secara year on year dan di atas ekspektasi market.
“Data inflasi AS yang rilis semalam masih cukup tinggi jika dilihat secara yoy dan diatas ekspektasi market, terutama mengingat bahwa kenaikan yoy ini dari high base, dimana Januari 2022 lalu kenaikan inflasinya juga tinggi,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Rabu (15/2/2023).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa (14/2/2023) bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran utama inflasi, naik 0,5 persen pada Januari dalam basis bulanan (mom), kenaikan terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari 0,4 persen yang diharapkan oleh para ekonom.
Baca Juga
Tingkat inflasi tahunan mencapai 6,4 persen pada Januari, turun sedikit dari 6,5 persen pada Desember dan lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 6,2 persen.
Paulus menyebutkan juga rilis data neraca perdagangan yang surplus dapat menjadi kabar baik di saat harga komoditas batu bara mulai menunjukkan tren pelemahan.
“Neraca perdagangan surplus Indonesia masih terpantau cukup tinggi, bisa membantu menjadi sentimen positif di tengah keadaan market regional yang sedang terkoreksi hari ini,” jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mecetak surplus US$3,9 miliar. Capaian tersebut naik tipis dibandingkan dengan surplus bulanan pada Desember 2022 sebesar US$3,89 miliar.
Adapun, realisasi kinerja ekspor dan impor Januari 2023 merupakan surplus beruntun dalam 33 bulan terakhir.
Sementara itu, Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan bahwa surplusnya neraca perdagangan RI bukan hal baru, mengingat neraca Januari – Juli 2022 juga terpantau surplus.
Meski demikian surplusnya ekspor impor RI menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini baik dan menjadi indikator IHSG jangka menengah.
“Mejelaskan kondisi Indonesia yg bagus dan memang indikator IHSG jangka menengah masih cukup reflektif. Sentimen jangka pendek saat ini masih terkait sentimen global juga,” katanya kepada Bisnis, Rabu (15/2/2023).
Secara jangka pendek, Wahyu memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 6.800 hingga 6.900.
“IHSG saat ini masih tertatih naik, berat walaupun masih sangat penasaran untuk testing 7.000,” imbuhnya