Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah Sesi I, Saham Adaro (ADRO) Masih Laris

IHSG turun 0,85 persen atau 59,17 poin menjadi 6.882,68 pada akhir sesi I, tetapi saham ADRO mampu menguat.
IHSG turun 0,85 persen atau 59,17 poin menjadi 6.882,68 pada akhir sesi I, tetapi saham ADRO mampu menguat. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
IHSG turun 0,85 persen atau 59,17 poin menjadi 6.882,68 pada akhir sesi I, tetapi saham ADRO mampu menguat. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan sesi I Rabu (15/2/2023), setelah rilis data inflasi AS dan jelang rilis data neraca perdagangan.

IHSG turun 0,85 persen atau 59,17 poin menjadi 6.882,68 pada akhir sesi I. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.872,87-6.946,03.

Terpantau 191 saham naik, 299 saham melemah, dan 203 saham stagnan. Total transaksi Rp4,95 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp9.522,18 triliun.

Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menjadi yang paling laris pagi ini dengan transaksi Rp335,8 miliar. Saham ADRO naik 5,65 persen menjadi Rp2.990. Saham ADRO naik seiring dengan rencana perseroan melakukan buyback Rp4 triliun.

Sementara itu, saham big cap seperti BBRI, BMRI, BBCA kompak turun, masing-maisng 2,41 persen, 1,03 persen, dan 1,68 persen.

Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan IHSG berpeluang menguat dan menguji resistance garis MA200 dan sideways channel-nya apabila IHSG bisa bertahan di atas garis MA100. Dalam skenario itu, IHSG berpotensi bergerak di rentang 6.822 hingga 6.969.

“IHSG terlihat kembali melakukan rebound dengan pola three white soldiers candle pattern dan breakout resistance garis MA100 namun dengan volume rendah,” kata Wafi dalam riset harian, Rabu (15/2/2023).

Meski demikian, IHSG berisiko kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA50 dan sideways channel-nya jika kembali breakdown support garis MA100.

Pasar saham dipengaruhi sentimen data ekonomi global dan domestik. Tingkat inflasi tahunan AS mencapai 6,4 persen pada Januari 2023, turun sedikit dari 6,5 persen pada Desember dan lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 6,2 persen.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mencetak surplus US$3,9 miliar.

Capaian tersebut naik tipis dibandingkan dengan surplus bulanan pada Desember 2022 sebesar US$3,89 miliar. Adapun, realisasi kinerja ekspor dan impor Januari 2023 merupakan surplus beruntun dalam 33 bulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper