Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Pekan Depan Cenderung Sideways, Simak 3 Katalisnya

Pelaku pasar akan mencermati rilis neraca perdagangan periode Januari 2023, serta keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak sideways cenderung melemah pekan depan tertekan proyeksi angka inflasi AS yang turun tipis, neraca perdagangan Januari 2023 serta keputusan suku bunga Bank Indonesia. 

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menjelaskan setidaknya ada tiga katalis yang akan mempengaruhi kinerja IHSG pekan depan. IHSG diproyeksikan bergerak sideways cenderung melemah dengan resistance di level 6.980 dan level support 6.820.

“Katalis yang mempengaruhi IHSG minggu depan yaitu rilis data inflasi tahunan AS periode Januari 2023, diproyeksikan turun tipis sebesar 6,3 persen,” katanya dalam riset harian, dikutip Minggu (12/2/2023). 

Ratih menyebutkan pelaku pasar juga mencermati rilis neraca perdagangan periode Januari 2023, serta keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang diproyeksikan naik 25 bps menjadi di level 6 persen yang akan mempengaruhi IHSG. 

Meski demikian, musim laporan keuangan korporasi secara keseluruhan juga akan memperngaruhi pergerakan IHSG secara positif. 

“Musim rilis laporan keuangan secara keseluruhan bisa mempengaruhi pergerakan IHSG, namun pelaku pasar mencermati kinerja keuangan emiten yang dapat melanjutkan tren pertumbuhan positif pada 2023,” lanjutnya. 

Selain itu, kata Ratih, aksi korporasi pembagian dividen setelah emiten merilis laporan keuangan juga menjadi bagian yang dinanti pelaku pasar, sehingga berpengaruh positif untuk pergerakan IHSG. 

Sebagai informasi, pergerakan IHSG tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi global. Melemahnya IHSG sebesar 0,45 persen pekan lalu lebih dipengaruhi oleh sentimen global. 

Senitimen negatif tersebut ialah rilis tingkat pengangguran di Amerika Serikat bulan Januari 2023 berada pada level 3,4 persen, turun dari bulan sebelumnya sebesar 3,5 persen. Non-farm payrolls juga naik signifikan jadi 517 ribu, melebihi proyeksi konsensus sebesar 185 ribu dan lebih tinggi dari bulan Desember 2022 sebesar 260 ribu. 

“Data tenaga kerja yang masih solid tersebut menandakan tingkat inflasi yang masih akan tinggi, sehingga The Fed masih akan hawkish terhadap kebijakan moneternya,” imbuhnya. 

Sementara itu, Indonesia Investment Education memproyeksikan IHSG akan bergerak sideways dalam jangka pendek dan bertahan di support 6.815. Secara teknika; kenaikan lanjutan IHSG akan menguji last high di 6.953 yang jika terlewati indeks akan kembali rally menuju target V-Bottom di 7.380. 

“Kalau bullish skenario IHSG gagal break last high maka akan menguji support di sekitar 6.800,” kata tim IIE, Sabtu (11/2/2023).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp754,94 miliar pada Jumat (10/2/2023). Sementara itu, sepanjang 2023 asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,23 triliun. Meski mencatatkan net buy, IHSG parkir di zona merah pada perdagangan akhir pekan. Indeks turun 0,25 persen ke level 6.880,25.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper