Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan melelang surat berharga syariah negara (SBSN) ritel atau sukuk negara ritel seri SR018 pada Maret 2023 mendatang. Penjualan sukuk ini dinilai akan mendapat respon positf dari masyarakat seiring dengan proykesi kuponnya yang berada di atas suku bunga Bank Indonesia (BI).
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah menjelaskan penjualan SR018 diharapkan bisa lebih besar dari SBR012 karena dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Diketahui, SBR012 telah terjual mencapai Rp22,18 triliun.
“Penjualan SR018 diharapkan bisa lebih besar dari SBR012 karena SR018 bersifat tradable, yang merupakan karakteristik cukup penting bagi investor ritel yang concern terhadap isu likuiditas. Selain itu, terdapat seri SR012 yang akan jatuh tempo pada 10 Maret 2023 berpotensi untuk diinvestasikan kembali ke SR018.,” kata Dwi kepada Bisnis, dikutip Sabtu (11/2/2023).
Menurut Dwi Investo juga akan tertarik dengan karakteristik aman dari SR018. Prinsip syariah dari SR018 juga akan menjadi katalis positif bagi instrumen investasi ini.
“Dengan prinsip syariah [memperoleh opini syariah dari DSN-MUI] sehingga investor yang concern terhadap shariah compliance tidak perlu khawatir,” kata Dwi.
Lebih lanjut, investor juga akan tertarik dengan harga SR018 yang terjangkau. Investor ritel dapat membeli SR018 di harga Rp1 juta dan dapat dipesan dengan platform online.
Baca Juga
SR018, lanjut Dwi, juga memberikan kupon secara reguler, sehingga investor dapat menggunakan imbalan per bulan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya secara terencana.
Seri sukuk ritel ini juga dapat diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga meminimalisir risiko likuiditas.
“Tentu saja, ikut serta dalam membangun negeri, karena hasil penerbitan digunakan untuk pembiayaan pembangunan,” katanya.
Lebih lanjut, katalis positif lainnya adalah tren pergerakan yield di pasar keuangan yang diprediksi sevolatile tahun lalu. Bahkan, kata dia yield diperkirakan cenderung turun.
“Minat terhadap instrument SBN Ritel, termasuk SR018 yang terdekat ini, diproyeksikan juga masih cukup tinggi seiring iklim investasi yang diproyeksikan cukup kondusif,” katanya.
Tingkat kupon seri surat berharga syariah negara (SBSN) ritel SR018 diproyeksi akan berada di atas suku bunga acuan Bank Indonesia. Diketahui BI belum lama ini menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75 persen.
Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan kupon SR018 ini bisa berada di atas suku bunga BI. Hal ini akan menarik minat investor apabila tingkat kuponnya berada di atas suku bunga acuan BI.
“Bisa lebih menarik karena memang diproyeksikan penetapan suku bunga acuan akan berada pada level yang sama,” kata Nafan kepada Bisnis, (10/2/2023).
Rendahnya risiko SR018 akan menjadi katalis positif bagi instrumen investasi berlabel syariah ini. Momentum penerbitan SR018 jelang bulan suci ramadan juga akan membuat investor yang konsen terhadap syariah tertarik memarkirkan uangnya.
Kendati demikian, Nafan mengingatkan tingkat konsumsi masyarakat pada bulan suci ramadan cenderung meningkat dan berpotensi memicu inflasi. Namun, ucap Nafan, tingkat inflasi akan tetap terjaga dengan adanya intervensi dari pemerintah dan Bank Indonesia. Hal ini akan membuat pelaku pasar meningkatkan minat investasinya.
“Ini kan halal juga ya, ini memang halal berinvestasi, cocok semua kalangan untuk beragama islam maupun non-muslim ini ada poin tambahan terdapat poin tambahan memanfaatkan animo bulan suci Ramadan,” katanya.