Bisnis.com, JAKARTA – Emiten transportasi PT Blue Bird Tbk. (BIRD) masih membahas rencana pembagian dividen untuk tahun buku 2022. Meski begitu, perseroan memberi sinyal besaran dividen akan berkisar diangka 40 persen dari laba bersih.
Direktur Utama Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono memperkirakan dividend yield yang dibagikan perusahaan untuk tahun buku 2022 tidak akan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. Dia menjelaskan, perusahaan memiliki kebijakan pembagian dividen hingga 40 persen dari laba bersih.
Namun, BIRD menyampaikan saat ini belum dapat memberitahukan besaran persentase dividen atas laba bersih 2022. Sigit mengatakan besaran dividen akan bergantung pada persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun ini.
“Kemarin saja waktu kita rugi tetap membagikan dividen. Kalau 2022 positif Insya Allah bisa,” jelasnya saat ditemui dalam acara Diskusi dan Peluncuran MyBluebird Generasi ke-6 di Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Berdasarkan catatan Bisnis.com, pada tahun lalu BIRD membagikan dividen sebesar Rp150,12 miliar untuk laba bersih pada tahun buku 2021. Jumlah tersebut mencakup 6,72 persen dari seluruh laba ditahan.
Sebelumnya, Sigit memaparkan BIRD membukukan pendapatan bersih setelah pajak di 3 kuartal 2022 sebesar Rp2,51 triliun, meroket tajam sebesar 73 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY) sebesar Rp1,45 triliun.
Baca Juga
Hingga kuartal III/2022, BIRD mengantongi laba bersih Rp260,63 miliar. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, BIRD menderita rugi bersih sebesar Rp66,19 miliar.
BIRD juga berhasil meningkatkan kinerja operasional Perseroan yang terefleksi dari peningkatan EBITDA hingga 156 persen YoY. Dia menjelaskan, pencapaian kinerja keuangan positif tersebut menunjukkan kekuatan Perseroan bertahan bahkan bangkit melalui krisis.
Sementara itu, dari segi permodalan taksi burung biru ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sejumlah Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun pada tahun ini.
Alokasi capex tersebut naik Rp300 miliar hingga Rp800 miliar dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,2 triliun.
"Bluebird berencana mengalokasikan dana belanja modal atau capex sekitar Rp1,5-Rp2,0 triliun di sepanjang tahun ini," kata Direktur BIRD Irawaty Salim kepada Bisnis, Rabu (1/2/2023).
Irawaty mengatakan pihaknya akan menggunakan sumber pendanaan dari kas internal dan pinjaman perbankan. Rencananya, capex akan fokus digunakan untuk menambah armada perseroan. Setidaknya, taksi yang identik dengan warna biru itu bakal menambah 6.000 armada pada tahun ini.
"Penggunaan capex ini adalah untuk pembelian lebih dari 6.000 armada dengan peruntukan peremajaan dan penambahan armada Perseroan," kata Irawaty.
Dengan kenaikan capex tersebut, perseroan membidik double digit growth sebesar 20 persen hingga 30 persen pada tahun ini. "Proyeksi tersebut akan didukung oleh inovasi kebrlanjutan Bluebird dalam menghadirkan kemudahan layanan mobilitas kepada masyarakat," katanya.