Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kripto Masih Sideways, Stablecoin Bisa Jadi Pilihan?

Stablecoin atau koin stabil yang dimaksud adalah jenis mata uang kripto yang nilainya dipatok dengan mata uang, komoditas, atau instrumen keuangan lain.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar kripto diprediksi akan pulih dengan kecenderungan tetap sideways seiring dengan kembalinya kepercayaan investor terhadap pasar kripto. Kondisi ini menyebabkan stablecoin menjadi pilihan pelanggan kripto.

Head of Public Policy Zipmex Erdina Oudang mengatakan saat ini, investor lebih memilih stablecoin sebagai investasi alternatif karena pasar kripto masih dalam tren sideways.

“Market masih sideways, masih recovery. Banyak yang mengatakan saat ini itu crypto winter. Kripto adalah investasi alternatif, pengguna biasanya punya portofolio seperti investasi tradisional seperti saham atau obligasi dan kemungkinan investor akan memilih stablecoin,” katanya dalam acara Zipmex Editorial Roundtable 2023, Rabu (8/2/2023).

Stablecoin atau koin stabil yang dimaksud adalah jenis mata uang kripto yang nilainya dipatok dengan mata uang, komoditas, atau instrumen keuangan lain.

“Stablecoins seperti USDC dan USDT akan tetap menjadi pilihan investasi selama CBDC (central bank digital currency) belum terimplementasi,” lanjutnya.

Namun, investor stablecoins akan mengalami tantangan ketika CBDC sudah diadopsi sebagai alat pembayaran dan aset investasi oleh masyarakat luas.

Meski masih dalam tren sideways, Erdina mengungkapkan bahwa pasar kripto sedang berada dalam pemulihan kepercayaan investor setelah beberapa waktu lalu banyak kejadian kripto seperti terra luna.

“Kepercayaan investor turut didorong oleh harga Bitcoin yang diprediksi naik di akhir tahun 2023 serta tumbuhnya perkembangan dan adopsi Web3,” jelasnya.

Sementara itu, kenaikan suku bunga The Fed disebut tidak berdampak langsung terhadap harga kripto.

“Engga langsung terdampak, butuh beberapa waktu, butuh beberapa bulan seperti itu,” katanya.

Erdina juga mengatakan bahwa sebagian besar pelanggan terdaftar adalah retail investor, sehingga pasar kripto di Indonesia masih mengikuti tren global serta tidak begitu terpengaruh tren yang didorong oleh investor institusional.

Sebagai informasi, Bappebti mencatat bahwa pelanggan kripto meningkat dari 11,2 juta di November 2021 menjadi 16,55 juta di November 2022. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat Indonesia terhadap kripto tetap bertumbuh.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper