Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (6/2/2023) waktu setempat, berbalik naik dari pelemahan selama tiga hari berturut-turut karena investor memburu harga murah setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih kuat dari perkirakan untuk Januari 2023 memicu aksi ambil untung akhir pekan lalu.
Mengutip Antara, Selasa (7/2/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terkerek US$2,90 atau 0,15 persen menjadi ditutup pada US$1.879,50 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi US$1.894,00 dan terendah US$1.873,20.
Harga emas berjangka menetap di level terendah dalam lebih dari tiga minggu dan jatuh 2,7 persen minggu lalu mencatatkan minggu terburuknya dalam tujuh bulan. Setelah meluncur hampir 5,0 persen dari level tertingginya minggu lalu, emas rebound dalam sebuah koreksi harga.
Emas berjangka anjlok US$54,20 atau 2,81 persen menjadi US$1.876,60 pada Jumat (3/2), setelah tergelincir US$12 atau 0,62 persen menjadi US$1.930,80 pada Kamis (2/2) dan melemah US$2,50 atau 0,13 persen menjadi US$1.942,80 pada Rabu (1/2).
Namun demikian, kenaikan indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi kenaikan emas.
Pasar sekarang menunggu lebih banyak isyarat ekonomi dari diskusi dengan Ketua Jerome Powell di Economic Club of Washington D.C. pada Selasa waktu setempat. Setiap komentar tentang data tenaga kerja baru-baru ini dan jalur inflasi akan diawasi dengan ketat.
Baca Juga
Para pelaku pasar juga menunggu Presiden AS Joe Biden yang akan menyampaikan pidato kenegaraannya pada Selasa malam.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 16,8 sen atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada US$22,237 per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot US$5,70 atau 0,58 persen, menjadi ditutup menetap pada US$974,60 per ounce.