Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memasuki Tahun Politik akankah Transaksi Saham Terganggu? Ini Jawaban BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan tahun politik tidak akan berpengaruh terhadap jumlah transaksi saham di Bursa.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan tahun politik tidak akan berpengaruh terhadap jumlah transaksi saham di Bursa.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan Bursa melihat dampak dari pemilu secara historikal 3 kali pemilu, atau 13 tahun tidak berpengaruh terhadap transaksi maupun jumlah perusahaan tercatat di Bursa. "Terbukti sampai saat ini sudah 11 perusahaan tercatat, ada 38 sudah ada di pipeline," ucap Nyoman di Jakarta, dikutip Minggu (2/2/2023).

Nyoman melanjutkan, dirinya melihat penduduk Indonesia sudah bisa memilih dengan cerdas antara ekonomi ambience dan politik. Berdasarkan catatan Bisnis, pergerakan IHSG di tahun politik memang positif selama 3 periode. Pada tahun politik 2019, IHSG ditutup positif, meskipun menguat tipis 1,91 persen ke level 6.299,54.

Begitu pula pada tahun politik 2014, IHSG melesat 20,79 persen ke level 5.226,95 di akhir tahun. Sementara itu, pada tahun politik 2009, IHSG juga menguat 76,23 persen ke level 2.534,36 di akhir tahun.

Lebih lanjut, Nyoman mengatakan potensi dana yang dihimpun dari 38 perusahaan tersebut mencapai Rp48,4 triliun. Perusahaan dari sektor konsumer dan sektor teknologi mendominasi antrean IPO kali ini.

“Berdasarkan data perusahaan pada sektor consumer cyclical dan teknologi paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya,” kata Nyoman.

Dari segi sektor, perusahaan dari sektor consumer cyclical dan teknologi mendominasi daftar pipeline IPO dengan jumlah delapan dan tujuh perusahaan. Sektor selanjutnya yang paling banyak berada di daftar pipeline adalah sektor transportasi dan logistik sebanyak lima perusahaan.

Selanjutnya, sektor industri bahan baku, kesehatan, properti dan real estate, serta infrastruktur menyumbang masing-masing tiga perusahaan.

Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan transaksi pembelian saham senilai Rp20,48 triliun, dengan penjualan senilai Rp19,69 triliun dalam sepekan terakhir.

Saham GOTO menjadi saham yang paling banyak diserbu asing dengan nilai net buy Rp266,9 miliar. Broker UBS Sekuritas Indonesia dengan kode AK menjadi broker yang paling banyak membeli bersih saham GOTO, yakni sebanyak 701,6 juta saham, dengan CGS-CIMB Sekuritas Indonesia berkode YU paling banyak menjual saham GOTO sebanyak 1,3 miliar saham.

Sebelumnya Sekretaris Perusahaan PT BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan rata-rata nilai transaksi harian bursa pekan ini meningkat 10 persen menjadi Rp10,736 triliun dari Rp9,706 triliun pada pekan sebelumnya.

“Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa turut mengalami kenaikan sebesar 2,79 persen menjadi 1.159.261 dari 1.127.816 transaksi pada sepekan sebelumnya,” kata Yulianto, Sabtu (4/2/2023).

Pergerakan IHSG Selama Tahun Politik

Tahun Politik

IHSG awal tahun

IHSG akhir tahun

Perubahan

2019

6.181,18

6.299,54

1,91%

2014

4.327,27

5.226,95

20,79%

2009

1.437,34

2.534,36

76,32%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper