Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyebut surat berharga negara (SBN) ritel seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 sudah terjual Rp16,8 triliun hingga Jumat, 3 Februari 2023.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari total kuota pemesanan awal yang dipatok pemerintah yakni Rp10 triliun. Bahkan, jumlah ini melebihi total kuota yang sempat ditambah pada 27 Januari 2023 lalu, menjadi Rp15 triliun.
"Hari ini, Jumat, 3 Februari 2023, pukul 17.30 WIB, total pemesanan SBR012-T2 dan SBR012-T4 telah mencapai Rp16,8 triliun, melebihi kuota awal Rp10 triliun dan Rp15 triliun saat kuota disesuaikan tanggal 27 Januari 2023," kata Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Deni Ridwan, dikutip Sabtu (4/2/2023).
Dengan demikian, pemerintah akan menambah kuota pemesanan secara bertahap sampai batas tertentu.
Deni tidak membeberkan secara perinci berapa total penambahan kuota SBR012 ini. Namun berdasarkan data di laman Investree, Sabtu (4/2/2023) pukul 08.20 WIB, total kuota SBR012 saat ini mencapai Rp22 triliun.
Dia menjelaskan penambaha kuota ini mempertimbangkan antusiasme masyarakat yang tinggi dari penerbitan sebelumnya dan dalam rangka meningkatkan porsi investor domestik pada pendalaman pasar SBN.
Baca Juga
"Maka Pemerintah menaikkan kuota pemesanan secara bertahap sampai dengan batas tertentu, sesuai dengan strategi pembiayaan pemerintah," kata Deni.
Lebih lanjut, Deni mengungkapkan, antusiasme masyarakat terhadap SBR012 dipicu oleh fitur-fitur yang terdapat pada kedua seri SBR tersebut.
"Antara lain aman, kupon bersifat mengambang dengan tingkat kupon minimal yang dibayar setiap bulan, dan terdapat fasilitas early redemption," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah menambah kuota seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel SBR012-T2 dan SBR012-T4 menjadi Rp15 triliun karena tingginya peminat. Analis menilai katalis positif untuk kedua seri SBN ritel ini adalah tren kenaikan suku bunga.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan tingginya suku bunga acuan BI akan berimplikasi terhadap tingkat kupon SBN ritel.
“Katalisnya berasal dari tren kenaikan suku bunga tinggi yang berlanjut sehingga akan meningkatkan kupon untuk investor,” kata Anggi kepada Bisnis, Minggu (29/1/2023).
Menurut dia tingginya suku bunga saat ini membuat investor yang membeli SBR012-T2 dan SBR012-T4 dapat menikmati bunga minimal, apabila suatu ketika BI menurunkan tingkat bunga pada satu atau dua tahun mendatang.
Investor, kata dia, tetap akan merasakan cuan yang besar lantaran dua seri SBN ritel itu masih berpatokan terhadap suku bunga saat ini, dan kuponnya bersifat floating dengan batas bawah di atas 6 persen.