Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan dua seri surat berharga negara (SBN) ritel SBR012-T2 dan SBR012-T4 laris diburu investor dan terjual Rp13,06 triliun.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengungkapkan jumlah itu setara 87,07 persen dari total kuota yang ditetapkan pemerintah saat ini, yang sebesar Rp15 triliun.
Jumlah penjualan tersebut, bahkan telah melampaui target awal SBR012 yang dipatok Rp10 triliun.
Menurut Deni, fitur kedua seri SBN ritel tersebut telah menarik antusiasme masyarakat. Alhasil, pencapaiannya bisa melebihi target awal pemerintah.
"Fitur yang terdapat pada kedua jenis SBR tersebut telah menarik antusiasme masyarakat sehingga total pemesanan saat ini telah melebihi kuota awal yang ditetapkan Pemerintah, sebesar Rp10 triliun," kata Deni dalam keterangan yang diterima Bisnis, Rabu (1/2/2023).
Saat ditanya soal opsi tambah kuota, Deni menyebut pemerintah dapat mempertimbangkan hal tersebut.
Baca Juga
Pemerintah, bisa saja menambah kuota SBR012 secara bertahap sampai batas tertentu. Namun, lanjut dia, opsi tersebut akan disesuaikan dengan strategi pembiayaan pemerintah.
"Dalam rangka meningkatkan porsi investor domestik pada pendalaman pasar Surat Berharga Negara, maka Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menaikkan kuota pemesanan secara bertahap sampai dengan batas tertentu, sesuai dengan strategi pembiayaan pemerintah," katanya.
Deni mengatakan, berkaca dari pengalaman penerbitan SBN ritel sebelumnya, banyak investor yang tidak berhasil mendapatkan alokasi karena kuota yang ditawarkan, lantaran sudah terlanjur habis.
Oleh karena itu, ucap Deni, pemerintah mengajak masyarakat untuk segera memanfaatkan kesempatan pembelian SBN ritel.
"Karena penawaran SBN ritel melalui paltform online dilakukan berdasarkan prinsip first come first served, siapa cepat dia dapat," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah menambah kuota seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel SBR012-T2 dan SBR012-T4 menjadi Rp15 triliun karena tingginya peminat. Analis menilai katalis positif untuk kedua seri SBN ritel ini adalah tren kenaikan suku bunga.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan tingginya suku bunga acuan BI akan berimplikasi terhadap tingkat kupon SBN ritel.
“Katalisnya berasal dari tren kenaikan suku bunga tinggi yang berlanjut sehingga akan meningkatkan kupon untuk investor,” kata Anggi kepada Bisnis, dikutip Minggu (29/1/2023).
Menurut dia tingginya suku bunga saat ini membuat investor yang membeli SBR012-T2 dan SBR012-T4 dapat menikmati bunga minimal, apabila suatu ketika BI menurunkan tingkat bunga pada satu atau dua tahun mendatang.
Investor, kata dia, tetap akan merasakan cuan yang besar lantaran dua seri SBN ritel itu masih berpatokan terhadap suku bunga saat ini, dan kuponnya bersifat floating dengan batas bawah di atas 6 persen.