Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Akui Inflasi Mereda, Investor Wall Street pun Merajalela

Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah ketua The Fed Jerome Powell mengakui inflasi mulai mereda.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah ketua The Fed Jerome Powell mengakui inflasi mulai mereda menyusul kenaikan suku bunga seperempat poin oleh bank sentral AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average terdongkrak 0,02 persen menjadi 34.092,96 poin. Indeks S&P 500 bertambah 1,05 persen menjadi 4.119,21 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 2,0 persen menjadi 11.816,32 poin.

Dari 11 sektor industri utama S&P 500, hanya sektor energi yang mengakhiri hari lebih rendah, turun 1,9 persen, sementara sektor teknologi yang sensitif terhadap suku bunga memperoleh keuntungan terbesar, terangkat 2,3 persen.

Pembelian investor didorong oleh jawaban Powell atas pertanyaan tentang pelonggaran kondisi keuangan seperti kenaikan ekuitas dan penurunan imbal hasil obligasi dalam beberapa bulan terakhir, menurut Angelo Kourkafas, ahli strategi investasi di Edward Jones, St Louis.

"Dia memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan hawkish dan tidak menerimanya. Dia bisa saja mengatakan bahwa pasar menjadi terlalu bersemangat dan dia tidak mengambil kesempatan itu. Sebaliknya dia mengatakan banyak pengetatan telah terjadi," kata Kourkafa dikutip dari Antara.

Powell mengatakan dia dapat mengakui untuk pertama kali bahwa disinflasi mulai terjadi, investor melihat petunjuk bahwa akan ada dua kenaikan suku bunga lagi sebagai pengganti.

Investor sebagian besar fokus pada langkah The Fed ke depan karena kebijakan pertama tahun ini sejalan dengan ekspektasi setelah kenaikan pesat pada 2022 termasuk kenaikan suku bunga Desember sebesar 50 basis poin.

Setelah konferensi pers, pasar uang bertaruh pada suku bunga terminal 4,892 persen pada Juni dibandingkan dengan taruhan 4,92 persen sesaat sebelum pernyataan Fed.

Kontrak berjangka AS masih memperkirakan penurunan suku bunga tahun ini dengan suku bunga dana Fed diharapkan di 4,403 persen pada Desember, sama seperti sebelum pertemuan.

Pembacaan baru-baru ini menunjukkan bahwa inflasi mereda, dengan Fed juga melihat data yang akan menentukan ketahanan pasar tenaga kerja dan laju pertumbuhan upah.

Tetapi data menunjukkan lowongan pekerjaan AS secara tak terduga naik pada Desember menjelang laporan komprehensif Departemen Tenaga Kerja tentang angka penggajian non-pertanian (NFP) untuk Januari yang akan dirilis pada Jumat (3/2/2023).

Data ekonomi terpisah menunjukkan manufaktur AS berkontraksi lebih lanjut pada Januari karena suku bunga yang lebih tinggi menahan permintaan barang.

Ketiga indeks memiliki awal yang kuat untuk tahun ini, dengan S&P dan Dow menyaksikan kenaikan pertama mereka untuk Januari sejak 2019 karena investor kembali ke pasar, yang diremukkan pada tahun sebelumnya oleh Fed yang hawkish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper