Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rilis The Fed, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.990

Rupiah ditutup turun 0,14 persen atau 20,5 poin ke Rp14.990,5 per dolar AS jelang putusan The Fed soal suku bunga.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp14.990,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (31/1/2023) daripada posisi penutupan sebelumnya di Rp14.970, jelang putusan The Fed soal suku bunga.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,14 persen atau 20,5 poin ke Rp14.990,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS sebesar 0,04 persen ke 102.12.

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah seperti won Korea Selatan yang turun 0,38 persen, kemudian rupee India melemah 0,29 persen, yuan China turun 0,01 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,22 persen.

Yen Jepang terpantau menjadi satu-satunya yang menguat dengan kenaikan 0,21 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya mengatakan dolar AS mengalami kenaikan sehari sebelum pengumuman suku bunga The Fed. Sementara itu pergerakan euro didorong oleh data inflasi tinggi yang tidak terduga menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis (2/2/2023) waktu setempat.

Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin pekan ini. Kehatian-hatian pasar menjelang pengumuman suku bunga membuat dolar cenderung tertekan.

Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan Fed mencapai puncaknya pada 4,94 persen pada Juni 2023, naik dari 4,33 persen saat ini. The Fed diramal akan mulai memangkas suku bunga menjadi 4,53 persen pada Desember 2023. Proyeksi ini kontras dengan komentar dari pejabat Fed yang mengatakan bahwa mereka perlu mempertahankan suku bunga di wilayah terbatas untuk jangka waktu tertentu demi menurunkan inflasi.

Dari dalam negeri, pemerintah masih memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi global. Dengan target pertumbuhan di 2023, sejumlah upaya ditempuh untuk menjaga gerak ekonomi. Salah satunya melalui belanja dalam negeri yang didorong untuk konsumsi dan investasi. Beberapa sektor juga diharapkan untuk merealisasikan belanja modal.

Selain itu, Dana Moneter Internasional atau IMF juga menaikkan proyeksi ekonomi global tahun ini menyusul melandainya inflasi. Ekonomi diperkirakan tumbuh 2,9 persen pada 2023. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan prospek yang dirilis pada Oktober 2022 sebesar 2,7 persen, tetapi melambat daripada kenaikan 2022 yang ditaksir mencapai 3,4 persen.

Melihat serangkaian dinamika ini, Ibrahim memperkirakan IHSG pada perdagangan Rabu (1/2/2023) akan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.970—Rp15.040 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper