Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menargetkan pertumbuhan kontrak baru mencapai 10 persen-15 persen pada 2023, atau menjadi sekitar Rp27,25 triliun.
Pada 2022, ADHI mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp23,7 triliun, melonjak 57 persen dari Rp15,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
SVP Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto mengatakan ADHI menetapkan target kontrak baru tumbuh sekitar 10 persen sampai 15 persen pada 2023. Dengan demikian, ADHI menargetkan kontrak baru senilai Rp27,25 triliun atau naik sekitar Rp3,55 triliun dari capaian 2022.
Perolehan kontrak tersebut ditargetkan berasal dari proyek pembangunan infrastruktur jalan tol, pengelolaan air dan limbah, serta proyek infrastruktur lainnya.
“Sumber dana [target kontrak baru] berasal dari Pemerintah, BUMN, maupun swasta,” ujar Farid kepada Bisnis, Rabu (25/1/2023).
Sementara itu, perincian kinerja kontrak baru pada 2022 ialah bisnis rekayasa dan konstruksi (engineering & construction) berkontribusi 88 persen, properti 6 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Baca Juga
Kemudian berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak ADHI terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 38 persen, gedung 19 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti perkeretaapian, sistem penyedian air minum (SPAM) dan bendungan sebesar 43 persen.
“Berdasarkan sumber pendanaan, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 27 persen, BUMN sebesar 9 persen, swasta dan lainnya sebesar 64 persen,” ujar Farid.
Lebih lanjut, Farid mengatakan terdapat beberapa kontrak baru yang diperoleh pada Desember 2022. Diantaranya adalah Hunian Tetap di Sulawesi Tenggara, Hunian Khusus Pejuang Timor Timur, dan pembangunan Tanggul Pengaman Pantai di Pesisir Teluk Jakarta.
ADHI juga turut serta dalam pembentukan usaha patungan atau joint venture, yakni PT Jasamarga Akses Patimban yang akan membangun jalan Tol Akses Patimban. Proyek tersebut memiliki nilai investasi hingga Rp5,02 triliun dan masa konsesi 50 tahun.
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi mengatakan jalan tol tersebut memiliki panjang 37,05 kilometer yang menghubungkan akses antara Kawasan Industri di Jawa Barat dengan Pelabuhan Patimban. Adapun proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2024.
Selain menghubungkan Kawasan Industri di Jawa Barat, Akses Tol Patimbang juga akan menjadi jalur alternatif masyarakat di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Karawang.
“Adanya pembangunan Akses Tol Patimban ini adalah akses penghubung, baik untuk jalur alternatif pergerakan masyarakat maupun keperluan mobilitas logistik barang,” ujar Entus dalam siaran pers, Rabu (25/1/2023).