Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen pemulihan ekonomi Eropa membuat instrumen investasi reksa dana menarik dilirik. Investor disarankan mengambil sejumlah strategi agar investasi reksa dana bisa maksimal.
Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Anggi Kristiantoro merekomendasikan investor untuk mengombinasikan investasi reksa dananya di tengah sentimen positif ekonomi Eropa. Setidaknya, investor dapat mengkoleksi tiga jenis reksa dana dengan komposisi berbeda.
"Untuk strategi, kalau targetnya ingin menjaga pertumbuhan aset di tengah kondisi saat ini, bisa dikombinasikan antara reksa dana saham [agresif] sekitar 40 persen dari alokasi reksa dana, pendapatan tetap [medium] 30 persen, dan pasar uang [konservatif] 30 persen,” kata Anggi kepada Bisnis, Selasa (24/1/2023).
Sementara itu, Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan dalam berinvestasi di reksa dana, banyak investor yang berusaha melakukan market timing dan menebak kondisi pasar untuk menentukan waktu masuk dan keluar.
Tetapi, kata dia, hal ini terbilang sulit lantaran terlalu banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pasar.
"Dan ada juga subjectivity bias atau psychological behavior yang dapat memengaruhi keputusan berinvestasi yang kadang tidak rasional karena fear and greed," kata dia.
Baca Juga
Menurut dia sebagai investor jangka panjang, salah satu strategi yang tepat adalah dengan melakukan investasi berkala. Hal ini lantaran investor akan sulit menebak kondisi pasar cenderung naik atau turun setiap harinya.
"Setidaknya, dengan investasi berkala, jika market mengalami penurunan, investor dapat masuk dengan pricing yang lebih baik dan jika market memang naik juga tidak ketinggalan," kata dia.
Investor juga bisa menerapkan strategi dollar cost averaging. Strategi ini, kata dia, dapat diterapkan oleh investor khususnya pada saat kondisi pasar berfluktuasi.
Guntur mengingatkan agar investor berpikir secara jangka panjang dalam berinvestasi. Hal ini karena investasi di reksa dana ini bukan spekulasi.
Penting untuk memahami jenis-jenis aset, produk reksa dana, dan karakternya. Menurut Guntur penting bagi investor memahami karakter risiko di masing produk reksadana sebelum berinvestasi. "Kenali manajer investasinya juga yang melakukan pengelolaan dana," katanya.
Guntur mengatakan meski reksa dana menarik di tengah sentimen ekonomi Eropa yang membaik, ada sejumlah hal yang perlu diwaspadai.
Misalnya, lanjut Guntur, potensi perang Ukraina dan kondisi geopolitik yang terus memanas seperti Rusia, hubunguan China dengan Taiwan, dan gejolak Korea Utara. Investor lanjut dia perlu mencermati risiko resesi global yang terus membayangi kondisi pasar global.
"Potensi terkait kondisi inflasi global yang masih belum terjaga sepenuhnya dan masih bisa berfluktuasi dan dapat merubah mindset bank sentral dunia lainnya termasuk The Fed dalam menyusun kebijakan fiskal dan penyesuaian tingkat suku bunga," kata Guntur.