Bisnis.com, JAKARTA – BUMN Kontruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 Februari 2023.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (24/1/2023), WSKT akan menggelar RUSLPB di Gedung Waskita Heritage, Jakarta Timur pada Selasa (14/2/2023) mulai 10.00 WIB hingga selesai.
WSKT menjadwalkan 3 agenda pada RUSPLB. Pertama, WSKT akan meminta persetujuan perubahan penggunaan dana hasil Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) Tahun 2021 yang merupakan bagian Penyertaan Modal Negara (PMN).
Kedua, WSKT akan meminta persetujuan untuk penetapan beban biaya atas pelaksanaan privatisasi perseroan tahun 2022. Ketiga, persetujuan perubahan pengurus perseroan.
“Berdasarkan Pasal 23 ayat (2) POJK 15/2020, pemegang saham yang berhak dalam rapat adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan atau pada rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada tanggal 20 Januari 2023,” tulis manajemen.
Pada kuartal III/2022, WSKT membukukan pendapatan usaha sebesar Rp10,30 triliun. Angka ini tumbuh 44,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp7,12 triliun.
Baca Juga
Pertumbuhan ini didukung dengan adanya perbaikan dari beberapa segmen konstruksi dan penerapan lean construction yang merupakan pengendalian efisiensi biaya pengelolaan proyek dan beban administrasi pada seluruh proyek. Pendapatan jasa konstruksi WSKT tercatat mencapai Rp8,98 triliun atau naik 51,5 persen secara year-on-year (YoY).
Kemudian dari sisi laba bersih, WSKT mencatatkan laba bersih sebesar Rp578,17 miliar pada kuartal III/2022. Angka ini melonjak 766,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp66,71 miliar.
Lebih lanjut, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai tantangan WSKT adalah potensi kenaikan suku bunga. Terlebih lagi Bank Indonesia (BI) baru saja memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Januari 2023.
Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga mengakibatkan meningkatnya biaya operasional. Melemahnya rupiah terhadap dolar AS juga akan membuat kenaikan bahan baku seandainya WSKT melakukan impor untuk alat pembangunan proyek.