Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) menyatakan belum akan berpartisipasi dalam tender ulang pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini lantaran WSKT masih akan fokus pada pembayaran utang.
Investor Relations WSKT Alvina Kusumawardani mengatakan perseroan berkaca pada kondisi keuangan dimana fokus dana yang akan diperoleh akan digunakan untuk membayar utang-utang outstanding. Hal ini membuat WSKT memutuskan untuk mundur dalam konsorsium dan belum ikut tender ulang.
“Diputuskan untuk Waskita pull out dari konsorsium Tol Getaci dan sepertinya belum dulu untuk berpartisipasi lagi jika dilakukan tender ulang,” ujar Alvina kepada Bisnis, Kamis (19/1/2023).
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, WSKT memiliki total liabilitas jangka pendek senilai Rp 19,95 triliun. Adapun utang usaha WSKT tercatat mencapai Rp6,49 triliun.
Selain itu, saat ini WSKT sedang dalam masa restrukturisasi yang membutuhkan persetujuan para pemberi pinjaman sebelum ikut serta dalam tender ulang. Adapun restrukturisasi tersebut diikat dalam perjanjian Master Restructuring Agreement (MRA) atau pemenuhan kewajiban finansial.
“Dalam MRA itu terdapat pasal bahwa apabila ingin melakukan investasi atau menjadi anggota konsorsium, maka perlu persetujuan all lenders terlebih dahulu,” ujar Alvina kepada Bisnis, Kamis (19/1/2023).
Baca Juga
Adapun WSKT berhasil berhasil mempercepat pembayaran termin proyek senilai Rp1,4 triliun sepanjang Desember 2022. Selain itu, WSKT mencatatkan pencairan termin sebesar Rp15,7 triliun sepanjang 2022.
Sebanyak 62 persen dari pencairan termin tersebut akan dialokasikan untuk menurunkan level utang kredit modal kerja, dan pemenuhan kewajiban finansial MRA. Kemudian sisa 38 persen pencairan termin akan digunakan untuk biaya operasional WSKT.
Dalam lelang proyek pembangunan tol Getaci, konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk. , PT Waskita Karya (Persero) Tbk , PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. & PT Jasa Sarana-PT Daya Mulia Turangga-Gama Group telah ditetapkan sebagai pemenang.
Konsorsium itu tergabung dalam PT Jasamarga Gedebage-Cilacap (JGC) dengan komposisi kepemilikan saham Jasa Marga 32,5 persen, Daya Mulia Turangga 13,38 persen, Gama Grup 13,38 persen, Jasa Sarana 0,75 persen, Waskita Karya 20 persen, Pembangunan Perumahan 10 persen, dan Wijaya Karya 10 persen.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan mundurnya pengerjaan Jalan Tol Getaci disebabkan oleh belum siapnya investor untuk memulai pengerjaan. Menurutnya, mundurnya salah satu investor dalam konsorsium Jalan Tol Getaci mempengaruhi kesiapan investor untuk memulai pembangunan.
"Sekarang tinggal di investornya saja, mereka untuk konsolidasi lagi, atau siapa yang nanti akan lead, apakah tetap Jasa Marga atau yang lain," katanya.